Emiten perbankan, PT Bank Permata Tbk (BNLI), mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,2 triliun atau tumbuh 170% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal III tahun 2022.
Pertumbuhan laba bersih dikontribusi oleh pendapatan operasional Rp 8,5 triliun atau tumbuh 14,4% yoy didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% yoy.
Direktur Utama PermataBank, Meliza M. Rusli, mengatakan kinerja keuangan yang positif tidak lepas dari kontribusi bersama dalam menerapkan strategi perusahaan, menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan.
"Komitmen ini akan terus diperkuat ke depannya didukung penuh oleh pemegang saham pengendali, Bangkok Bank,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (31/10).
Penyaluran kredit PermataBank tumbuh 9,2% yoy menjadi Rp 135,7 triliun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 9,2% dan 19,1%. Lalu, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 83% dari sebelumnya 69% di akhir tahun 2021.
Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross Bank Permata di akhir September 2022 berada pada level 3,1% dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%, maupun September 2021 sebesar 3,3%. Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu.
Adapun, Rasio NPL coverage berada kisaran 238% atau meningkat dibandingkan pada Desember 2021 pada posisi 227% maupun September 2021 sebesar 217%. Selain itu, bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah menurun sebesar 1,2% yoy. Hal ini sejalan dengan strategi Bank untuk menurunkan dana mahal deposito serta terus fokus pada pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA) yang merupakan sumber dana murah dan stabil.
Sampai dengan kuartal III 2022, CASA tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp 95,8 triliun. Raihan ini dikontribusikan oleh pertumbuhan Giro sebesar 10,2% dan pertumbuhan tabungan sebesar 11,1%. Selain itu, rasio CASA Bank meningkat menjadi 59,3%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54,0%.
Sementara itu, Bank mencatatkan Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) di Kuartal III tahun 2022 ini menjadi sebesar 73,4% dibandingkan rasio BOPO di periode yang sama tahun lalu sebesar 88,3%. Di tengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank menurunkan rasio CIR menjadi 53,1% dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar 54,9%.