Bank Raksasa asal Swiss, UBS meminta pemerintah Swiss untuk menutupi biaya sekitar US$6 miliar atau setara Rp 92 triliun jika ingin mereka mengambil alih Credit Suisse. UBS menjajaki pengambilalihan semua atau sebagian bisnis Credit Suisse Group AG atas desakan regulator Swiss karena krisis kepercayaan yang tengah melanda Credit Suisse.
Kabar ini diberitakan Reuters berdasarkan pernyataan Sumber yang mengetahui permasalahan tersebut. Credit Suisse saat ini sedang menghadapi krisis kepercayaan yang merupakan imbas kejatuhan tiga bank di AS, yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvergate Bank hanya dalam waktu sepekan.
Menurut dua sumber Reuters,, dana jaminan sebesar US$ 6 miliar diperlukan untuk menutup sebagian bisnis Credit Suisse dan potensi biaya litigasi. Salah satu sumber memperingatkan bahwa pembicaraan untuk menyelesaikan krisis kepercayaan di Credit Suisse menghadapi kendala yang signifikan. Jika kedua bank tersebut bergabung, ada kemungkinan terjadi PHK terhadap 10.000 karyawan.
Regulator Swiss berlomba untuk memberikan solusi bagi masalah Credit Suisse sebelum pasar dibuka kembali pada Senin (20/3), tetapi kerumitan menggabungkan dua raksasa meningkatkan prospek bahwa pembicaraan akan berlangsung pada Minggu (19/3).
Negosiasi akhir pekan yang heboh terjadi setelah pekan kejatuhan untuk saham perbankan dan upaya di Eropa dan AS . Pemerintahan Presiden AS Joe Biden bergerak untuk mendukung simpanan konsumen, sedangkan bank sentral Swiss meminjamkan miliaran kepada Credit Suisse untuk menstabilkan neraca yang goyah.
Seorang sumber juga mengatakan, Pemilik Berkshire Hathaway Warren Buffett beru-baru ini mengadakan diskusi dengan pemerintah AS terkait krisis yang terjadi di sektor perbankan. Gedung Putih dan Departemen Keuangan AS menolak berkomentar. Namun, Bloomberg News melaporkan sebelumnya bahwa Buffett telah menghubungi pemerintah dalam beberapa hari terakhir tentang krisis perbankan regional.
UBS berada di bawah tekanan dari otoritas Swiss untuk mengambilalih saingan lokalnya itu demi mengendalikan krisis. Financial Times melaporkan, Swiss sedang bersiap untuk menggunakan langkah-langkah darurat untuk mempercepat kesepakatan.
Mengutip BloombergNews, regulator A.S. juga terlibat dan bekerja dengan mitra Swiss mereka untuk membantu menengahi kesepakatan.
Berdasarkan sumber, Menteri keuangan Inggris Jeremy Hunt dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey juga melakukan kontak rutin akhir pekan ini mengenai nasib Credit Suisse. Sementara itu, Juru bicara Departemen Keuangan Inggris dan Otoritas Regulasi Prudential Bank of England, yang mengawasi pemberi pinjaman menolak berkomentar.
Saham Credit Suisse kehilangan seperempat nilainya dalam seminggu terakhir. Mereka pada akhirnya berusaha memanfaatkan pendanaan dari bank sentral yang mencapai US$54 miliar untuk memulihkan diri dari serangkaian skandal yang telah merusak kepercayaan investor dan klien.
Perusahaan ini menempati peringkat di antara pengelola kekayaan terbesar di dunia dan dianggap sebagai salah satu dari 30 bank global yang penting secara sistemik yang kegagalannya akan memengaruhi seluruh sistem keuangan.
Fundamental sektor perbankan lebih kuat dan hubungan sistemik global lebih lemah daripada selama krisis keuangan global 2008, tulis analis Goldman Lotfi Karoui dalam catatan Jumat malam kepada klien. Itu membatasi risiko potensi lingkaran setan dan kerugian kredit rekanan.
"Namun, tanggapan kebijakan yang lebih kuat kemungkinan diperlukan untuk membawa stabilitas," kata Karoui.
Seorang pejabat senior di bank sentral China mengatakan pada hari Sabtu bahwa suku bunga yang tinggi di negara maju dapat terus menimbulkan masalah bagi sistem keuangan. Ada banyak laporan ketertarikan untuk Credit Suisse dari rival lainnya. Bloomberg melaporkan bahwa Deutsche Bank sedang melihat kemungkinan untuk membeli beberapa asetnya, sementara raksasa keuangan AS BlackRock (BLK.N) membantah laporan bahwa mereka berpartisipasi dalam penawaran saingan untuk bank tersebut.