Emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengusulkan nama Arief Harris Tandjung sebagai direktur utama menggantikan Kharim Siregar yang habis masa jabatannya.
Bank Jago akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Mei mendatang dengan membahas tujuh agenda, antara lain pengesahan laporan keuangan 2022, laporan pengguna dana hasil penawaran umum, penerbitan saham baru dalam rangka program kepemilikan saham untuk karyawan (MSOP) dan perubahan dewan direksi.
Terkait perubahan susunan direksi, pergantian Arief Harris akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.
“Perseroan akan mengusulkan kepada Rapat untuk memperoleh persetujuan atas perubahan susunan Direksi dengan mengangkat Arief Harris Tandjung sebagai Direktur Utama," tulis manajemen Bank Jago, dalam keterangan resminya, Rabu (3/5).
Arief sebenarnya bukanlah orang baru di Bank Jago. Ia bersama sama Kharim ikut membesarkan BTPN dan kemudian mengembangkan Bank Jago. Lulusan teknik elektro Universitas Indonesia berusia 51 tahun ini telah malang melintang di industri perbankan dengan berkarier di Bank Danamon, Standard Chartered dan Bank Permata.
Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance.
Menurut Arief, Kharim sudah membangun fondasi Bank Jago dengan fundamental baik dan memiliki posisi tersendiri di industri bank digital sebagai tech-based bank yang tergabung dalam ekosistem.
"Tugas saya adalah merawat dan meneruskan legacy beliau serta membawa bank ini ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Arief.
Kharim Siregar menyelesaikan masa jabatan setelah melewati tiga tahun kepemimpinannya. Kharim diangkat sebagai orang nomor satu Bank Jago yang sebelumnya bernama Bank Artos ini pada RUPS 16 November 2019 dan efektif memimpin bank ini terhitung mulai Maret 2020.
Saat itu, penerapan teknologi paling mutakhir di industri perbankan baru sebatas aplikasi, yang memungkinkan nasabah membuka rekening bank tanpa proses tatap muka. Bank Jago kemudian muncul dengan membawa gagasan baru, yakni mengintegrasikan aplikasi bank ke platform digital lain.
Dari gagasan itu, Bank Jago berhasil membangun kolaborasi dengan sejumlah aplikasi seperti platform reksa dana online Bibit.ID, platform investasi Stockbit dan ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia. Tak kurang, saat ini terdapat 30 mitra yang berkolaborasi dengan Bank Jago dari berbagai ekosistem.
Di penghujung periode kepemimpinan Kharim, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 7,8 juta, termasuk lebih dari 6,1 juta nasabah funding melalui Aplikasi per April 2023. Adapun, Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 9,28 triliun dengan total penyaluran kredit serta pembiayaan syariah menembus Rp 10,84 triliun.