Harga emas berjangka pada perdagangan Rabu pagi ini mulai bangkit setelah tiga hari beruntun mengalami penurunan. Harga aset logam kuning kembali naik menjelang keputusan The Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga acuan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik tipis US$ 1,5 menjadi ditutup pada level US$ 1.963,70 per troi ons setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.967,10 dan terendah pada US$ 1.951,60.
Sedangkan, emas berjangka terpangkas US$ 4,40 atau 0,20% menjadi US$ 1.962,20 pada Senin (24/7) setelah tergelincir US$ 4,30 atau 0,22% menjadi US$ 1.966,60 pada Jumat (21/7) pekan lalu.
Analis pasar FXTM, Lukman Otunuga berpendapat, pekan ini menjadi sangat fluktuatif untuk emas karena keputusan suku bunga Federal Reserve dan data ekonomi utama AS yang masuk. Di sisi lain, bank sentral Eropa dan Bank Jepang juga akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter akhir pekan ini.
"Apa pun hasil dari keputusan Fed kemungkinan besar akan mengguncang emas," ucapnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (26/7).
Naiknya suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian memegang emas. Prospek emas juga tetap tidak pasti, mengingat suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi persnya pada Rabu memberi sinyal, bank sentral sepertinya masih akan mengerek suku bunga acuan lebih lanjut. Meskipun Fed menahan suku bunga pada Juni setelah memberikan 10 kenaikan suku bunga berturut-turut, bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada pertemuan ini.
Setiap tanda bank sentral merencanakan kenaikan lebih lanjut setelah Juli dapat membebani harga emas. "Risiko penurunan emas saat kita menyelesaikan Juli adalah apakah Fed membiarkan pintu agak terbuka untuk kenaikan suku bunga AS lebih lanjut," Jameel Ahmad, kepala analis di broker GTC yang berbasis di Dubai.
Di sisi lain, data ekonomi utama AS minggu ini termasuk pembacaan produk domestik bruto kuartal kedua dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada Jumat (28/7) akan menjadi acuan bagi The Fed terkait inflasi. Sedangkan, data survei kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dua tahun di 117,0 pada bulan Juli.