Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo beri pesan kepada para chief financial officer (CFO) atau biasa disebut direktur keuangan dalam menghadapi tantangan perekonomian global. Dia mengatakan peran CFO di Indonesia dalam hal manajemen risiko harus semakin ditingkatkan.
''Dengan peningkatan risk management dan peran CFO yang makin baik, perusahaan-perusahaan di Indonesia makin bagus kinerjanya di bursa,'' kata Tiko dalam acara CFO Club Indonesia dengan tema 'Becoming a Public Company: Understanding The Market and IR Best Practices' di Jakarta, dikutip Kamis (1/8).
Menurut Tiko, keberadaan CFO Club bisa memberikan masukan khususnya kepada perusahaan-perusahaan BUMN agar bisa meningkatkan praktik manajemen risiko di bidang keuangan.
President CFO Club Indonesia Yuanita Rohali mengatakan ketidakpastian perekonomian global menjadi salah satu tantangan terbesar bagi CFO pada tahun ini. Misalnya saja seperti tren suku bunga tinggi, fluktuasi nilai tukar mata uang dan harga komoditas, perubahan kebijakan perdagangan internasional, dan ketegangan geopolitik dapat berdampak signifikan pada stabilitas keuangan perusahaan.
''Untuk itu, CFO perlu memiliki strategi yang tepat dan responsif dalam mengelola risiko-risiko tersebut, termasuk diversifikasi portofolio bisnis dan manajemen risiko yang cermat,'' kata Yuanita.
Di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, pengelolaan likuiditas yang efektif tentu menjadi hal yang sangat krusial. Yuanita menilai CFO harus memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas untuk mendukung operasi sehari-hari dan menghadapi situasi darurat.
Selain itu, akses ke modal juga menjadi tantangan tersendiri. Terutama bagi perusahaan yang ingin berkembang dan melakukan ekspansi. Oleh karena itu, CFO perlu menjalin hubungan yang kuat dengan lembaga keuangan dan pasar modal untuk memperoleh pendanaan yang dibutuhkan dengan biaya yang efisien.
Yuanita menyebut jika inovasi teknologi juga tidak dapat dilepaskan dari dunia bisnis dewasa ini. Perkembangan teknologi yang pesat, terutama dalam bidang kecerdasan buatan, analitik data, dan otomatisasi, menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi CFO.
Menurutnya, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan wawasan yang lebih mendalam melalui analisis data yang canggih. Meski demikian, CFO juga harus mengatasi tantangan terkait dengan integrasi teknologi baru, keamanan data, dan perubahan budaya kerja.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris CFO Club Indonesia, Alvin Christian menambahkan jika lingkungan regulasi yang semakin kompleks juga menjadi tantangan bagi CFO.
Alvin mengatakan jika perusahaan harus mematuhi berbagai peraturan baru yang berkaitan dengan pelaporan keuangan, pajak, lingkungan, hingga tanggung jawab sosial.
CFO pun kemudian dituntut untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki sistem dan proses yang memadai untuk mematuhi semua regulasi ini. Serta menjalin komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan.
''Kami di CFO Club Indonesia memiliki department regulatory dan accounting standard yang rutin meng update para anggota kami tentang peraturan-peraturan yang baru berikut mengadakan diskusi dan seminar tentang hal ini”. sebutnya.