Platform jual-beli aset kripto Indodax kini sudah dapat diakses usai mengalami peretasan beberapa hari lalu. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Chief Executive Officer Indodax Oscar Darmawan dalam akun Instagramnya, Sabtu (14/9).
Oscar mengatakan seluruh sistem Indodax akan beroperasi secara bertahap. Targetnya, platform tersebut bisa berjalan penuh dalam waktu dekat,
"Seluruh sistem Indodax akan beroperasi secara bertahap hingga fully operational dalam beberapa jam ke depan," katanya.
Pihak Indodax juga mengatakan seluruh saldo member mereka aman. Mereka akan membuka kembali kegiatan trading, penarikan, hingga deposit secara bertahap sembari memastikan sistem berjalan baik.
"Seluruh saldo kami tetap 100% aman terjaga, baik dalam bentuk aset kripto maupun Rupiah," demikian keterangan tertulis Indodax.
Sebelumnya, Indodax mengalami serangan hacker dengan potensi transaksi ilegal lebih dari US$ 21 juta atau sekitar Rp 335 miliar. Oscar Darmawan mengatakan pihaknya sedang melakukan investigasi dan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan sistem beroperasi dengan baik.
Akibatnya, platform web dan aplikasi Indodax sementara tidak dapat diakses. "Saat ini kami bisa mengonfirmasikan saldo member aman 100% secara kripto maupun rupiah," kata Oscar Darmawan kepada wartawan pada Rabu (11/9).
Chief Technology Officer (CTO) Indodax, William Sutanto, menegaskan bahwa Indodax akan menanggung kerugian dari kasus hacking ini.
"Untuk pengguna Indodax tidak perlu khawatir karena Indodax akan menanggung kerugian atas kasus hacking ini. Your assets are SAFU," cuit William.
SAFU adalah singkatan dari Secure Asset Fund for Users, alias Aset Aman untuk Pengguna, yang berarti cadangan dana yang disisihkan untuk melindungi aset pengguna dari potensi kerugian atau peretasan.
Sedangkan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai dugaan peretasan pada sistem transaksi aset kripto milik Indodax
"Saat ini, Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan," jelas Kasan dalam keterangan resmi, Kamis (12/9).