Bos Indosat: Kepercayaan Masyarakat Indonesia pada Tata Kelola AI Jadi Tantangan

Katadata/Fauza Syahputra
Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Ooredoo Hutchinson Tbk (ISAT) Vikram Sinha menyoroti pentingnya membangun kepercayaan masyarakat dalam mengelola potensi teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang kian pesat berkembang, khususnya di negara-negara maju.
14/11/2024, 13.58 WIB

Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Ooredoo Hutchinson Tbk (ISAT) Vikram Sinha menyoroti pentingnya membangun kepercayaan masyarakat dalam mengelola potensi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang kian pesat berkembang, khususnya di negara-negara maju.

"Ini menjadi tantangan bagi negara-negara global south termasuk Indonesia untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada tata kelola artificial intelligence," ujar Vikram Sinha dalam acara Indonesia AI Day, Kamis (14/11).

Misalnya, dengan mendorong teknologi AI dalam kantor layanan publik maupun pemerintahan. Ia mencontohkan Kementerian Komdigi mengembangkan teknologi AI untuk mendeteksi berita palsu atau hoaks yang beredar di ruang digital.

Lalu, Direktorat Jenderal Pajak hingga Kementerian Keuangan mengembangkan chatbox berbasis AI untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi dan layanan yang lebih mudah mengenai wajib pajak dan lainnya. Kementerian Kesehatan juga mengembangkan dan memanfaatkan AI dalam teknologi kesehatan di bidang radiologi dan patologi di beberapa rumah sakit dan lainnya.

Dukungan Pemerintah dalam Tata Kelola AI

"Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mewujudkan tata kelola AI yang komprehensif melalui penyusunan kebijakan yang mendukung ekosistem AI dengan memperhatikan aspek 3P, yaitu policy, people, dan platform," sebut Vikram.

Policy atau regulasi akan berfokus untuk menjembatani kesenjangan kebijakan yang dapat memberikan kepastian hukum namun tidak membatasi potensi inovasi. Ada dua pendekatan dalam memandang kebijakan tata kelola AI nasional, yaitu pendekatan horisontal yang bersifat umum, di mana pendekatan ini berlaku bagi seluruh sektor yang memanfaatkan teknologi AI. Selain itu, ada pendekatan vertikal yang bersifat sektoral.

"Pendekatan vertikal bersifat sektoral artinya setiap sektor dapat menghadirkan ketentuan khusus yang berlaku bagi sektornya masing-masing," tuturnya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail