Indosat Bakal Jual 4.000 Menara ke Perusahaan Amerika Serikat

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
President Director and CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama (kiri) memberikan pemaparan mengenai pengembangan Indosat kepada wartawan di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2019).
Penulis: Lavinda
30/3/2021, 15.25 WIB

Berdasarkan laporan keuangan tahunan, pendapatan Indosat sepanjang 2020 meningkat 6,92% menjadi Rp 27,92 triliun dari level tahun sebelumnya yang hanya Rp 26,12 triliun.

Mayoritas pendapatan diperoleh dari segmen seluler sebesar Rp 23,08 triliun atau naik 11,65% dari raihan tahun sebelumnya Rp 20,67 triliun. Omzet seluler berasal dari pemakaian pulsa dan panggilan.

Selain itu, bisnis multimedia, komunikasi, data, dan internet (MIDI) juga berkontribusi senilai Rp 4,28 triliun pada 2020. Sayangnya, pendapatan divisi pos mengalami penurunan hingga 10,42% menjadi Rp 4,78 triliun.

Tak berbeda jauh, pendapatan dari lini telekomunikasi juga menurun 15,39% dari Rp 662,47 miliar menjadi Rp 560,53 miliar.

Indosat mengalami rugi bersih sebesar Rp 716,7 miliar, dari semula membukukan laba bersih hingga Rp 1,56 triliun pada 2019.

Kerugian salah satunya disebabkan oleh lonjakan jumlah beban biaya yang harus ditanggung perseroan yakni mencapai 16,62% dari semula hanya Rp 21,88 triliun menjadi Rp 25,52 triliun.

Pos beban paling besar berasal dari penyusutan dan amortisasi aset-aset perusahaan. Selain itu, terdapat pula beban gaji karyawan.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengungkapkan biaya operasional menjadi salah satu pemicu kinerja keuangan Indosat negatif tahun lalu. Menurut dia, tingkat utang Indosat meningkat seiring ekspansi agresif yang dilakukan perseroan.

Kendati demikian, ekspansi Indosat mulai membuahkan hasil ditunjukkan dari penambahan jumlah pelanggan tahun lalu. Ke depan, Anissa memprediksi kinerja Indosat akan membaik didukung oleh peningkatan konsumsi internet di Indonesia. 

Halaman: