Peruntungan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tahun ini cukup baik. Terbukti, korporasi milik duo pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya itu mengantongi laba bersih Rp 15,3 triliun pada semester I 2021. Nilai ini sekaligus membalikkan kondisi rugi bersih Rp 2,1 triliun pada semester I 2020.
Berdasarkan laporan keuangan, nilai aset bersih atau net asset value (NAV) perusahaan investasi itu ini tercatat senilai Rp 46,5 triliun hingga semester I 2021. Nilai itu melonjak 46,6% dibandingkan NAV pada akhir 2020 yang sebesar Rp 31,7 triliun.
Pencapaian NAV perusahaan berasal dari kinerja saham sejumlah perusahaan portofolio investasi yang meningkat, terutama dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Selain itu, ada pula PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Provident Agro Tbk (PALM).
Saratoga juga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 866 miliar pada semester I 2021, meningkat 35,3 persen dari Rp 640 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini sebagian besar disumbangkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), TBIG, dan MPMX.
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan kinerja positif perusahaan-perusahaan portofolio investasi telah mendorong pertumbuhan nilai portofolio Saratoga. Kinerja perusahaan juga diikuti dengan pembayaran dividen yang konsisten, sehingga turut memperkuat fundamental Saratoga.
“Kami bersyukur perusahaan portofolio investasi Saratoga mampu menjaga pertumbuhan bisnisnya,” kata Michael dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/7).
Ke depan, Michael menyampaikan, emiten berkode saham SRTG ini akan terus menjalankan strategi diversifikasi dalam berinvestasi dan disiplin mengelola keuangan demi menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Rasio utang dan biaya akan terus dikelola dan dijaga dilevel yang efisien. "Saat ini biaya - biaya operasional tahunan terhadap nilai aset bersih berada di posisi sebesar 0,4% dan loan to value 5,7%," katanya.
Buka Peluang Investasi Perusahaan Berbasis Teknologi
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan pihaknya akan terus mendampingi seluruh perusahaan portofolio investasi agar mampu mengembangkan peluang bisnis baru dan meningkatkan nilai bisnisnya.
"Kami juga terbuka dengan peluang investasi baru, termasuk di sektor teknologi yang kini berkembang sangat cepat di Indonesia,” kata Devin.
Salah satu perkembangan bisnis yang dilakukan perusahaan portofolio investasinya ialah Primaya Hospital. Perusahaan yang berada di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya ini membuka tiga rumah sakit baru sejak awal tahun, yakni di Bangka Belitung, Jawa Barat, dan Banten.
Tak hanya itu, perusahaan pertambangan MDKA melakukan tes pengeboran terbaru dari Proyek Tambang Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi. Perusahaan memberi hasil yang signifikan dari tembaga dan emas.
MDKA telah merampungkan studi kelayakan proyek Acid, Iron, Metal (AIM) di Indonesia Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah. Konstruksi telah dimulai pada kuartal II 2021 dan direncanakan berproduksi pada kuartal II 2022.
Di tengah tingginya kebutuhan sektor logistik, Devin mengatakan, perusahaan portofolio investasi Saratoga di bisnis ini yaitu MGM Bosco Logistics sedang melakukan ekspansi tahap dua untuk fasilitas gudang pendingin di Bekasi. Fasilitas ekspansi tersebut rencananya mulai beroperasi pada kuartal IV 2021.