PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,77 triliun sepanjang semester I 2021. Laba bersih perusahaan pelat merah ini meroket hingga 38,04% dibanding periode sama tahun lalu Rp 1,28 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Rabu (1/9), pertumbuhan laba bersih salah satunya didukung pertumbuhan pendapatan 14,19% menjadi Rp 10,29 triliun hingga Juni 2021 dari raihan omzet Rp 9,01 triliun enam bulan pertama 2020.
Kenaikan kinerja ini juga seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batu bara. "Alhasil, terjadi kenaikan harga batu bara yang signifikan hingga menyentuh level US$ 134,7 per ton pada 30 Juni 2021," demikian tertulis dalam keterangan pers perusahaan, Rabu (1/9).
Total produksi batu bara Bukit Asam selama semester I-2021 mencapai 13,3 juta ton dengan penjualan sebanyak 12,9 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 25 juta ton pada 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021.
Bukit Asam mencatat pendapatan dari bisnis batu bara masih mendominasi dengan total Rp 10,15 triliun. Bukit Asam melakukan penjualan batu bara kepada pihak berelasi senilai Rp 4,85 triliun, salah satunya PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Nilainya tersebut tumbuh 4,93% dari Rp 4,62 triliun.
Penjualan batu bara Bukit Asam kepada pihak ketiga mencapai Rp 5,3 triliun hingga Juni 2021. Artinya mengalami kenaikan hingga 24,65% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 4,25 triliun.
Bukit Asam mencatatkan beban pokok pendapatan Rp 6,74 triliun atau naik 4,36% dari Rp 6,46 triliun. Dengan begitu, laba bruto perusahaan mencapai Rp 3,54 triliun atau tumbuh hingga 39,11% dari Rp 2,54 triliun.
Perusahaan juga mencatat adanya kenaikan beban penjualan dan pemasaran 32,16% menjadi Rp 451,78 miliar dari Rp 341,84 miliar. Tetapi, Bukit Asam berhasil menurunkan beban umum dan administrasi sebesar 3,45% menjadi Rp 838,54 miliar dari Rp 868,49 miliar.
Dengan demikian, laba usaha Bukit Asam selama enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 2,32 triliun atau mampu tumbuh 67,92% dari Rp 1,38 triliun dari periode sama tahun lalu.
Meski begitu, pada semester I-2021 ini Bukit Asam mengantongi penghasilan keuangan hanya Rp 98,57 miliar saja atau turun 53,78% dari Rp 213,26 miliar. Selain itu, tahun lalu Bukit Asam mengantongi keuntungan atas entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 259,53 miliar sedangkan tahun ini menanggung kerugian Rp 14,33 miliar.