Targetkan Omzet Rp 3 T, Alam Sutera Sudah Pakai Belanja Modal Rp 440 M

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Pengunjung menikmati senja di wisata Broadway ala Tangerang Selatan (Tangsel) yang ada di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (14/11/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
30/9/2021, 14.59 WIB

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 900 miliar untuk kebutuhan sepanjang 2021. Hingga Juni, belanja modal sudah terserap sekitar Rp 440 miliar untuk konstruksi dan pengembangan tanah.

"Rata-rata digunakan untuk membangun rumah dan apartemen yang rencananya diserahterimakan pada 2021 ini," kata Investor Relations Alam Sutera Tassa Remisha dalam konferensi pers secara virtual, kamis (30/9).

Tassa mengatakan, pada 2021, perusahaan menganggarkan capex untuk kepentingan konstruksi Rp 750 miliar dan untuk tanah Rp 150 miliar.

Sepanjang semester I 2021, dana untuk konstruksi sudah digunakan Rp 400 miliar, sedangkan capex untuk pembelian tanah sudah terserap Rp 40 miliar. 

Tassa menjelaskan, anggaran belanja modal untuk akuisisi tanah memang tidak besar karena Alam Sutera sudah tidak seagresif dulu.

"Karena secara land bank (ketersediaan tanah) kami cukup. Sampai Juni 2021 kami punya sekitar 2.200 hektare yang cukup untuk mempertahankan operasi jangka panjang," kata Tassa.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Alam Sutera Lilia Setiprawarti Sukotjo optimistis target penjualan Rp 3,2 triliun tahun ini bisa tercapai melalui pelbagai proyek yang akan diluncurkan dan dengan proyek yang sedang berjalan. Ia menilai pasar sudah cukup membaik, seiring pandemi Covid-19 yang juga membaik.

Lilia mengatakan, proyek yang sedang dikerjakan saat ini yaitu Sutera Winona tahap 2 dan proyek EleVee Penthouses & Residences. Selain itu, Alam Sutera berencana meluncurkan klaster Suvarna Sutera pada sisa tahun ini.

"Menurut kami pasarnya cukup membaik dan akan membaik terus sejalan dengan membaiknya pandemi saat ini. Dengan banyaknya proyek ini, kami harapkan target 2021 bisa tercapai," kata Lilia.

Lilia mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, rumah sebagai tempat tinggal menjadi sangat spesial, baik rumah tapak maupun apartemen. Hal itu disebabkan semua kegiatan seperti belajar, bekerja, olahraga, dan lainnya dikerjakan dari rumah. Selain itu, keamanan dan kualitas lingkungan juga menjadi perhatian masyarakat.

"Kami harapkan dengan menggelontorkan beberapa proyek rumah dan apartemen lagi tahun ini, semuanya akan mencapai target untuk 2021," kata Tassa.

Rangkul Investor Data Center

Sejumlah perusahaan properti melebarkan sayapnya dengan menjajaki bisnis pusat data, baik menyediakan lahan hingga terjun langsung mengelola bisnis tersebut. Tidak mau ketinggalan, Alam Sutera juga membuka kesempatan untuk terjun berinvestasi ke bisnis pusat data.

Lilia mengatakan Alam Sutera memang tidak terlibat langsung pada bisnis pusat data, melainkan mencari investor strategis untuk berinvestasi pusat data di tanahnya. meski begitu, Lilia tidak menjelaskan lebih jauh sudah ada beberapa investor yang sedang menjajaki pembangunan pusat data di tanah Alam Sutera.

"Kami tidak akan terjun untuk ke data center. Kami sebagai sebuah perusahaan properti, memiliki properti dan tanah yang dapat bila ada investor yang ingin membuat data center, kami bisa menyediakan tanah tersebut untuk dikembangkan," kata Lilia.

Sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor properti dan pengembang mulai menggeser strategi ke bisnis pusat data (data center). Emiten-emiten ini tergiur menjajaki bisnis baru ini di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat melakukan transformasi digital.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berencana untuk membangun pusat data di kawasan Jabodetabek, lalu secara bertahap mengembangkan sayapnya ke kota-kota besar lainnya. Saat ini, Ciputra sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor untuk membangun pusat data.

Direktur Utama Ciputra Development Candra Ciputra mengatakan, rencana terjun ke bisnis pusat data sudah ada sejak sebelum Covid-19 menjadi pandemi. Perkembangan bisnis pusat data lari kencang setelah adanya pandemi Covid-19.

"Sebenarnya tren pembangunan data center sudah berlangsung sebelum terjadinya pandemi. Tapi dengan adanya pandemi, jelas mempercepat," kata Candra dalam paparan publik secara virtual, Jumat (10/9).

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga melirik bisnis pusat data. Saat ini, perusahaan properti milik Grup Sinarmas tersebut tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor strategis untuk berinvestasi dan membangun data center di lahan milik BSD.

"Sejauh ini kami memang sudah ada pembicaraan-pembicaraan dengan beberapa partner strategis untuk bersama-sama berinvestasi dalam data center," kata Direktur Utama BSD FX Ridwan Darmali dalam paparan publik, Selasa (7/9).

Ridwan menyampaikan bisnis pusat data adalah salah satu komponen dari seluruh tatanan digital platform yang penting. Oleh karena itu, BSD juga tertarik untuk berinvestasi dalam ini sehingga saat ini tengah mencari investor potensial karena membutuhkan investasi dengan nilai cukup besar dan pengoperasian yang khusus.

Emiten properti lainnya, PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) menyambut era booming bisnis digital dengan masuk ke bisnis pusat data juga. Presiden Direktur Repower Asia Aulia Firdaus mengatakan, perusahaan mengkonversi aset gedung perkantoran yang dimilikinya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Aulia mengatakan, saat ini Repower Asia sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa mitra strategis untuk pengembangan di Cikarang dan Tangerang terkait dengan bisnis data center ini. “Kami tengah melakukan pembicaraan serius dan melakukan feasibility study terkait bisnis data center ini,” ujar Aulia melalui siaran pers, Selasa (14/9).

Reporter: Ihya Ulum Aldin