PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menegaskan belum ada kesepakatan terkait kabar suntikan modal dari raksasa teknologi Tiongkok Alibaba Group maupun aksi merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Meski begitu, emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas tetap membuka pintu terkait peluang bisnis.
Sebelumnya, beredar kabar di kalangan pelaku pasar saham bahwa perusahaan milik taipan Jack Ma, Alibaba berminat membeli saham perusahaan akhir tahun ini. Smartfren juga diisukan akan merger dengan operator nasional, XL Axiata untuk mempertahankan posisinya menghadapi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.
Terkait kabar masuknya Alibaba sebagai investor Smartfren, Direktur Smartfren Antony Susilo mengatakan belum ada kesepakatan yang bisa diumumkan ke publik. Meski begitu, Smartfren terbuka untuk investor global maupun lokal untuk bisa menginvestasikan dananya di perusahaan.
"Bagi kami, jika dapat berkolaborasi dengan investor global, diharapkan akan membuka kesempatan untuk berkembang yang lebih pesat," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (13/10).
Sementara itu, terkait kabar merger dengan XL Axiata, Antony mengatakan Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional. Sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
"Namun demikian sampai dengan saat ini belum ada kesepakatan mengenai hal ini yang bisa diumumkan kepada publik," kata Antony.
Menurut Antony kedua kabar tersebut bukan merupakan informasi atau kejadian penting yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Meski begitu, kabar tersebut sempat membuat harga saham Smartfren menguat.
Harga saham Smartfren pada periode 6-8 Oktober 2021 berhasil ditutup menguat 3,06% menjadi Rp 101 per saham. Sayangnya, pada perdagangan selanjutnya, 11 Oktober, harganya anjlok 5,94% menjadi Rp 95 per saham.
Pemegang saham mayoritas dan sebagai pengendali Smartfren adalah PT Global Nusa Data sebanyak 25,9%. Berikutnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk sebanyak 16,9%. Lalu PT Wahana Inti Nusantara 15,8% dan PT Bali Media Telekomunikasi sebanyak 10,7%. Sementara sisanya 30,7% dimiliki masyarakat.
Sebelumnya, anak usaha Smartfren, PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau Moratelindo, berencana mengakuisisi 145.730 saham atau setara 65% saham PT Indo Pratama Teleglobal. Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp 18,21 miliar.
"Perseroan saat ini memiliki 20,5% penyertaan saham di Moratelindo, namun Perseroan tidak mengendalikan Moratelindo dan laporan keuangan Moratelindo tidak terkonsolidasi dengan laporan keuangan Perseroan," kata Sekretaris Perusahaan Smartfren James Wewengkang dalam keterbukaan informasi.
Indo Pratama Teleglobal yang merupakan target akuisisi, bergerak di bidang jasa telekomunikasi, khususnya very small aperture terminal (VSAT) dan transponder internet.
Rencana akuisisi telah mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur Perseroan sebagaimana kewajiban Perseroan yang diamanatkan dalam perjanjian-perjanjian kredit/pembiayaan.