PT Medikaloka Hermina Tbk mulai membeli kembali atau buyback saham perusahaan di pasar modal mulai, Senin (13/12), hari ini. Total saham yang akan dibeli kembali oleh emiten industri rumah sakit berkode HEAL ini maksimum sebanyak 80 juta lembar saham.
Secara rinci, saham yang akan dibeli kembali memiliki nilai nominal maksimum Rp 100 per saham dengan harga pembelian maksimum Rp 1.450. Artinya, biaya yang harus disiapkan perseroan maksimum mencapai Rp 116 miliar.
"Pembelian kembali saham dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Pembelian kembali atas saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang." kata Direktur Medikaloka Hermina Aristo Setiawidjaja dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/12).
Aristo mengatakan, perseroan dapat menjual saham tresuri di masa depan dengan nilai yang optimal jika perseroan perlu tambahan modal. Adapun, proses buyback akan dilakukan di BEI menggunakan jasa dari perusahaan dengan imbal jasa maksimal 0,25% dari nilai transaksi.
Masa buyback dimulai sejak hari ini, Senin (13/12), dan berakhir pada 7 Januari 2022. Artinya, masa buyback akan berlangsung selambatnya 26 hari.
Aristo menyatakan aksi korporasi ini tidak akan berdampak pada pendapatan perseroan mengingat HEAL telah masih memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai. Selain itu, aksi ini dinilai tidak akan berdampak pada performa laba per saham perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan Hermina, perseroan membukukan pertumbuhan laba sebesar 187% secara tahunan pada Januari-September menjadi Rp 1 triliun dari Rp 349 miliar. Pertumbuhan itu didorong naiknya pendapatan sebesar 60,5% menjadi Rp 4,6 triliun.
Berdasarkan data Stockbit, harga saham HEAL konsisten bergerak di zona hijau. Secara tahun berjalan, harga HEAL naik 314 poin atau menguat 44,48% menjadi Rp 1.020 per saham.
Harga HEAL menanjak pada medio 2021 dari posisi Rp 890 per saham pada 14 Juni 2021 ke level Rp 1.245 per 12 Juli 2021. Adapun, titik tertinggi HEAL sejauh ini dan sejak penawaran umum perdana (IPO) pada 24 Mei 2018 ada di posisi Rp 1.250 pada 3 September 2021.
Namun demikian, rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) HEAL memiliki tren pelemahan sepanjang 2021. Rasio PE HEAL menyentuh titik tertingginya pada tahun ini di level 45,42 kali per 19 Maret 2021. Saat ini, rasio PE HEAL adalah sebanyak 15,35 kali.