Anak usaha CT Corps, PT Trans Retail Indonesia (Transmart), dan perusahaan teknologi milik Grup Emtek, PT Bukalapak.com Tbk berencana membentuk usaha patungan atau joint venture berupa perdagangan elektronik (e-commerce) di bidang makanan segar dan kebutuhan sehari-hari.

Chairman CT Corps Chairul Tanjung mengatakan, pihaknya akan menggenggam 55% saham e-commerce, sedangkan Bukalapak akan memiliki 45% saham perusahaan patungan tersebut.

"(Kami akan membentuk) e-commerce khusus untuk fresh (makanan segar) and grocery (kebutuhan sehari-hari), JV antara trans retail dan bukalapak. 55% CT corp, 45% bukalapak. 

Menanggapi hal tersebut, Head of Media & Communications Bukalapak Fairuza Ahmad mengatakan, pada dasarnya Bukalapak akan terus berinovasi untuk mengembangkan ekosistemnya melalui berbagai strategi.

"Kami selalu mengeksplorasi peluang di sektor-sektor yang dapat mendukung upaya Bukalapak melengkapi layanannya untuk seluruh penggunanya," kata Fairuza kepada Katadata.co.id, Selasa (11/1).

Namun, keduanya belum menjelaskan lebih rinci terkait total modal yang akan digelontorkan serta strategi bisnis perusahaan patungan di masa mendatang.  

Saat ini, CT Corps memiliki sejumlah lini bisnis di berbagai sektor usaha. Beberapa di antaranya adalah jaringan retail Transmart, department store Metro, serta merek fesyen kelas atas Furla dan Boss.

Selain itu, taipan yang masuk jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia versi Forbes itu juga memiliki bisnis taman hiburan, makanan dan minuman, serta grup media. 

Di sisi lain, Bukalapak memiliki tiga anak usaha yakni, platform business to business Mitra Bukalapak, bisnis jasa finansial berbasis teknologi (fintech) Buka Investasi Bersama, dan lini pengadaan digital Buka Pengadaan. 

Sebelumnya diketahui, CT Corps dan Bukalapak berkolaborasi membangun bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk melalui pembagian kepemilikan saham.

Saat ini, komposisi pemegang saham Allo Bank terdiri dari, entitas usaha CT Corps, PT Mega Corpora sebanyak 90%, Komisaris Allo Bank Ali Gunawan memiliki 0,04%, dan sisanya masyarakat 9,96%.

Berdasarkan surat pernyataan kesanggupan dan ketersediaan dana pada 27 Desember 2021, Mega Corpora selaku pemegang saham utama telah menyatakan hanya akan mengambil sebagian saham baru yang menjadi haknya, atau 30% dari seluruh saham baru, yakni 2,71 miliar saham baru senilai Rp 1,3 triliun.

Nantinya, kepemilikan Mega Corpora akan menjadi 60,87% saham perusahaan. Mega Corpora akan mengalihkan sebagian saham baru yang menjadi haknya kepada Bukalapak sebesar 11,49%, entitas Grup Salim yakni PT Indolife Investama Perkasa 6%, Abadi Investments Pte. Ltd, 7%, H Holdings Inc 2,07%, Trusty Cars Pte Ltd 0,69%, dan PT CT Corpora 1,88%.

Sekretaris Perusahaan Bukalapak Perdana A Saputro mengatakan, investasi Bukalapak di Allo Bank bertujuan untuk melengkapi layanan keuangan perseroan, seperti bank digital, pinjaman, dan remitansi domestik.

"Perseroan bermaksud mengambil langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan Allo Bank dengan menyediakan akses ke basis pelanggan dan pedagang perusahaan yang besar dan berkembang," kata Perdana dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/1).

Perdana menyampaikan, investasi itu dapat mengoptimalkan konektivitas perseroan dengan vertikal-vertikal baru di pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, Bukalapak berharap dapat mengembangkan penawaran dan menyediakan akses kredit kepada pelaku usaha dan mitra perseroan di area perdesaan.

Strategi yang akan digunakan yaitu menggabungkan kapabilitas teknologi dengan kemampuan bisnis konvensional. Ini sejalan dengan salah satu tujuan right issue Allo Bank, yakni mengembangkan penyaluran kredit dengan inovasi teknologi atau perbankan digital.