PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) meraup laba bersih Rp 32,22 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 75,53% dari capaian laba bersih tahun sebelumnya Rp 18,65 triliun.
Lonjakan laba ditopang oleh kinerja kredit, dan dana pihak ketiga (DPK), yang tumbuh secara positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
"Perolehan laba sebesar Rp 32,22 triliun ini membuktikan bahwa, perseroan dapat terus menciptakan economic value kepada seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, Kamis (3/2).
Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) mencapai Rp 1.042 triliun atau tumbuh 7,16% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.020 triliun.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24%.
Adapun, segmen mikro menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit BRI pada 2021.
Penyaluran kredit ke segmen mikro sebesar Rp 483,89 triliun. Kemudian, kredit segmen kecil dan menengah sebesar Rp 240,35 triliun, korporasi sebesar Rp 168,2 triliun, dan konsumer sebesar Rp 150,35 triliun.
Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, di mana sebesar 83,86% dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM.
"Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85%,” ujarnya.
Sunarso mengatakan, perseroan berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08% dengan NPL Coverage sebesar 278,14%.
Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai.
Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun.
Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga, pada akhir 2021 mencapai Rp 1.138,74 triliun atau naik dari Rp 1.120,92 triliun pada akhir 2021.
Dengan rincian, tabungan mendominasi sebesar Rp 497,68 triliun, giro tercatat sebesar Rp 220,59 triliun, dan deposito sebesar Rp 420,48 triliun.
Sunarso menyebut, fokus perseroan untuk mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah, membuat rasio CASA meningkat menjadi 63,08% pada akhir Desember 2021, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 59,66%.
Selain itu, BRI juga terus mendorong inklusi dan literasi keuangan di seluruh pelosok negeri melalui AgenBRILink.
Hingga akhir 2021, BRI memiliki lebih dari 500 ribu AgenBRILink di seluruh Indonesia dengan volume transaksi di sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 1.143,81 triliun.
Ia mengatakan, selain menggerakkan perekonomian dengan memberikan penghasilan kepada masyarakat, AgenBRILink juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perseroan, dengan penghimpunan dana murah sebesar Rp 19,38 triliun dan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp 1,34 triliun.