PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bersama dengan Bank BJB dan Bank Sulselbar menandatangani perjanjian kredit sindikasi atas fasilitas term loan kepada PT Ceria Metalindo Prima (CMP) sebesar US$ 277,69 juta atau Rp 3,98 triliun. PT CMP merupakan anak usaha PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Grup.

Kredit sindikasi ini disalurkan untuk membangun proyek smelter pengolahan bijih nikel laterit rotary kiln electric furnace (RKEF) yang terdiri dari sebuah pabrik rotary kiln electric funance (RKEF1) dan infrastruktur pendukung operasional RKEF1 di Lapaopao, Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tenor hingga sembilan tahun. Adapun, dalam perjanjian tersebut Bank Mandiri bertindak sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

"Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi hari ini terasa sangat spesial, karena menjadi tonggak sejarah bukan hanya bagi CNI Group, namun juga bagi Bank Mandiri," ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Kamis (7/4).

Darmawan menyebut, kesepakatan pembiayaan tersebut juga menjadi bukti komitmen Bank Mandiri dalam mendukung proyek strategis nasional (PSN). CNI dan Bank Mandiri merancang skema pembiayaan secara project finance, yang juga merupakan proyek pembiayaan, di mana Bank Mandiri bertindak sebagai structuring dan coordinating bank.

Pembiayaan kepada CMP ini berfokus pada pembangunan pabrik smelter ferro nickel, yang nantinya diharapkan akan mempermudah akses produksi dan distribusi olahan nikel, baik dari maupun kepada masyarakat Indonesia secara umum.

Ia berharap, dengan pembiayaan fasilitas term loan ini, dapat membantu Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam dinamika pasar nikel bagi pengembangan industri lokal nikel dan turunannya.

"Serta mendukung program pemerintah terkait percepatan hilirisasi, untuk memberikan nilai tambah pada komoditas mineral Indonesia," kata dia.

Ceria Metalindo Prima merupakan perusahaan tambang yang berlokasi di Kolaka, Sulawesi Tenggara. CMP mengoperasikan penambangan komersial dengan orientasi pasar domestik dan ekspor dengan tingkat produksi 300.000 ton per bulan. Saat ini, CMP berencana menambah total kapasitas penambangan menjadi 12 juta ton per tahun, yang terdiri dari bijih saprolit dan limonit untuk memasok pabrik RKEF dan HPAL yang sedang dikembangkan.

Sepanjang tahun 2021 lalu, bank dengan kode saham BMRI ini tercatat membukukan laba bersih Rp 28,03 triliun sepanjang 2021, atau melonjak 66,8% dari raihan untung bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,79 triliun.

Pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan membaiknya laju intermediasi. Tercatat, pertumbuhan kredit secara konsolidasi tercatat tumbuh 8,86% menjadi Rp 1.050,16 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit industri sebesar 5,2%.

Berdasarkan segmennya, kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi Rp 370 triliun atau tumbuh sebesar 8% secara konsolidasi.

Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi pada 2021 sebesar 9,7% menjadi sebesar Rp 174 triliun. Sedangkan, penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Bank Mandiri meningkat 15% dengan nilai realisasi menembus Rp 103,5 triliun.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi