PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 210 miliar tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perseroan dan anak usahanya, yakni PT Visionet Data Internasional.
Adapun, rincian penggunaan anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp 6 miliar akan digunakan oleh perseroan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi (IT) perseroan, seperti mengganti perangkat laptop.
Sementara itu, sebesar Rp 204 miliar akan digunakan oleh Visionet Data Internasional untuk mengembangkan layanan perusahaan, seperti penyewaan perangkat printer, mesin EDC, dan layanan pengelolaan perangkat IT lainnya.
“Capex tahun ini sebesar Rp 210 miliar, di antaranya kami gunakan untuk menggantti perangkat laptop atau PC yang rutin kita ganti tiga tahun sekali, dan untuk penyewaan perangkat layanan IT,” kata Direktur MLPT Hanny Untar dalam paparan publik perseroan, Rabu (11/5).
Tahun ini, perseroan juga membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 5% dari perolehan pada 2021. Tahun lalu, perseoran membukukan penjualan bersih dan pendapatan jasa sebesar Rp 2,99 triliun.
Segmen yang menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan perseroan yakni segmen penjualan hardware, software, professional services, dan managed services. Selain itu, perseroan berfokus mendorong pertumbuhan penjualan solusi berbasis konsumsi (consumption-based solution) dan professional services dengan laba bruto yang relatif lebih baik.
Presiden Direktur MLPT Wahyudi Chandra mengungkapkan, target pertumbuhan tersebut seiring dengan prospek bisnis teknologi informasi yang semakin menjanjikan.
Untuk mencapai target tersebut, MLPT menyiapkan empat strategi bisnis yakni, memperkuat dan memperluas basis pelanggan, meningkatkan kapabilitas di teknologi baru, mengembangkan sumber daya manusia dan keunggulan operasional, dan memperluas portofolio digital dan teknologi.
MLPT juga akan terus mendorong penjualan solusi dengan tambahan layanan, membangun solusi dengan intellectual property (IP) di atas solusi dari principal, dan meningkatkan pendapatan dari bisnis berbasis konsumsi (consumption-based business).
“Hal ini sangat menantang dan tidak mudah, namun merupakan keharusan untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan laba bruto,” kata Wahyudi.
Lebih lanjut, guna mendukung transformasi digital dan tren hybrid working, perseroan juga menjalin kemitraan strategis dengan para penyedia solusi cloud global, termasuk mengembangkan fokus di sektor asuransi dengan menyediakan solusi asuransi berbasis cloud dan di sektor ritel dengan solusi berbasis IoT (Internet of Things).
Selain itu, perseroan juga menyediakan solusi untuk meningkatkan produktivitas, kolaborasi, dan fleksibilitas kerja seperti Infrastructure-as-a Service (IaaS), Platform-as-a-Service (PaaS), dan Software-as-a-Service (SaaS).
“Peningkatan level kemitraan dan pengembangan kompetensi sumber daya, juga merupakan komitmen kami dalam menyediakan solusi dan kinerja terbaik bagi pelanggan,” kata dia.