Wahana Interfood Terbitkan MTN Rp 200 M untuk Akuisisi Produsen Coklat

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Pekerja membersihkan papan digital perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (13/12/2021).
12/5/2022, 12.53 WIB

PT Wahana Interfood Nusa (COCO) berencana menerbitkan surat utang jangka menegah atau medium term notes (MTN) secara bertahap dengan target dana sebesar Rp 200 miliar. Dana akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan pengolahan coklat dan untuk modal kerja.

Aksi korporasi ini akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 16 Juni mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Wahana Interfood akan menerbitkan dan menawarkan MTN Wahana Interfood Nusantara Tahap I Tahun 2022 dengan nilai sebesar Rp 50 miliar. Nilai transaksi itu lebih dari 50% ekuitas perseroan per 31 Desember 2021 sebesar Rp 218,83 miliar.

Dana hasil dari penerbitan MTN Tahap I ini, sebesar 40% akan digunakan untuk pengambilalihan PT Dlanier Gaya Indonesia senilai Rp 19,9 miliar. Sementara itu, sekitar 60% dana hasil penerbitan MTN akan digunakan untuk modal kerja umum, terutama untuk pembelian persediaan bahan baku perseroan.

Selanjutnya, penggunaan dana sebesar Rp 150 miliar atau sekitar 75% akan disampaikan kemudian pada informasi tambahan atas memorandum informasi penerbitan untuk tahap kedua, dan seterusnya. MTN I tahap I ini berdurasi tiga tahun sejak tanggal penerbitan dan tingkat bunga tetap maksimal 10,50% per tahun. 

PT Dlanier Gaya Indonesia merupakan perusahaan produsen coklat yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Adapun, produk yang dihasilkan yakni D'lanier Artisan Chocolate.

Manajemen COCO mengatakan, dengan mengakuisisi Dlanier Gaya Indonesia dapat memberikan manfaat yang besar bagi perseroan, karena memungkinkan perseroan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

"Dlanier Gaya Indonesia memiliki segmentasi yang berbeda dengan pasar perseroan, dengan demikian perseroan dapat melakukan sinergi produk dalam melakukan pemasaran," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (12/5).

Di samping itu, aksi korporasi ini dilakukan juga untuk menambah modal kerja, sehingga perseroan bisa mempersiapkan bahan baku di tengah kondisi kenaikan harga bahan. Serta, diversifikasi produk ke produk berbasis airsehingga perseroan memiliki portofolio produk komplit ketika menawarkan ke konsumen.

Berdasarkan laporan keuangan, perseroan membukukan laba bersih Rp 8,53 miliar sepanjang 2021 atau tumbuh 211,62% dari realisasi laba bersih pada tahun 2020 yang senilai Rp 2,73 miliar.

Pertumbuhan laba bersih perseroan seiring dengan meningkatnya penjualan bersih sebesar 31,21% menjadi Rp 224,43 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 171,04 miliar. Berdasarkan jenis produk, penjualan masih didominasi oleh produk compound chocolate sebesar Rp 148,06 miliar. Kemudian, disusul oleh produk real chocolate dan cocoa powder yang masing-masing senilai Rp 60,16 miliar dan Rp 16,20 miliar.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi