Meski Omzet Turun, Laba Adhi Karya Naik 28,6% pada Kuartal I 2022
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 6,16% sepanjang kuartal I 2022 menjadi Rp 1,98 triliun dari sebelumnya Rp 2,11 triliun. Meski demikian, perseroan masih mampu meraih laba bersih sebesar Rp 8,67 miliar atau naik 28,67% dari sebelumnya Rp 6,74 miliar.
ADHI mencatat penurunan pendapatan dari sektor konstruksi dan manufaktur. Dengan rincian, pendapatan sektor konstruksi turun sebesar 17,31% menjadi Rp 1,46 triliun dari sebelumnya Rp 1,76 triliun. Kemudian, pendapatan sektor manufaktur tercatat turun sebesar 2,56% dari sebelumnya Rp 159,19 miliar menjadi Rp 155,11 miliar.
Sementara itu, pendapatan dari sektor properti naik 24,61% menjadi Rp 235,52 miliar dari sebelumnya Rp 189 miliar, dan pendapatan investasi juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 1,47 miliar menjadi Rp 132,50 miliar di kuartal I 2022.
Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 1,68 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,79 triliun. Beban penjualan berkurang menjadi Rp 2,33 miliar dari Rp 3,94 miliar. Sedangkan, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 147,07 miliar dari Rp 145,73 miliar.
Di periode ini, nilai aset ADHI menjadi sebesar Rp 38,93 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2021 yang senilai Rp 39,90 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 30,64 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 8,28 triliun.
Di pos liabilitas, terjadi penurunan di kuartal I 2022 menjadi Rp 32,91 triliun dari sebelumnya Rp 34,24 triliun. Sementara ekuitas perseroan hingga Maret 2022 mencapai Rp 6,02 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar Rp 5,65 triliun.
Hingga kuartal I 2022, perseroan telah mengantongi kontrak baru hingga 9 triliun. Terbaru, ADHI meraih kontrak pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen paket 1 yang terdiri dari seksi 1 dan seksi 6 senilai Rp 5,03 triliun. Adapun, masa waktu pekerjaan proyek selama 730 hari kalender atau sekitar dua tahun.
Adapun, lingkup pekerjaan yang akan dilakukan ADHI antara lain, pembangunan jalan utama, jembatan sungai dan lalu lintas, underpass dan overpass, serta simpang susun. Simpang susun yang direncanakan akan dikerjakan perseroan antara lain, simpang susun Banyurejo, dan Ambarawa. Adapun, seksi 1 dan seksi 6 akan dibangun dengan struktur jalan layang (elevated) dan di atas tanah atau at grade.
Selain itu, perolehan kontrak baru perseroan di kuartal pertama 2022 lainnya antara lain, Jalan Tol Semarang-Demak, pengelolaan sampah di Bantar Gebang, pekerjaan tanah di Pertamina Hulu Rokan, pembangunan gedung data center di Cikarang, dan peningkatan jaringan irigasi di Bendungan Glapan, Jawa Tengah.
Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru BUMN konstruksi tersebut pada kuartal pertama tahun 2022, meliputi lini bisnis konstruksi sebesar 85%, properti sebesar 7%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Selain lini bisnis, kontrak ini juga meliputi berbagai tipe pekerjaan yang terdiri dari proyek gedung sebesar 30%, jalan dan jembatan sebesar 29%, proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 41%.