PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 14,86 triliun atau 60% dari total laba bersih perusahaan pada 2021 yang sebesar Rp 24,76 triliun.
"Pemegang saham akan memperoleh dividen Rp 149,97 per saham," ujar Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (27/5).
Dalam paparannya disebutkan, pembayaran dividen akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli 2022. Pihak yang berhak menerima dividen adalah para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada penutupan perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juni 2022.
Ririek menjelaskan, sisa laba bersih tahun lalu yang sebesar 40% atau nominalnya Rp 9,9 triliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha perusahaan di berbagai bidang, demi pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Heri Supriadi menambahkan, Telkom Indonesia menganggarkan belanja modal sebesar 25% dari target pendapatan perusahaan sepanjang tahun ini atau sekitar Rp 40 triliun.
"Dana akan digunakan terutama untuk bidang digital connectivity (konektivitas digital), baik di induk maupun anak usaha. Utamanya untuk pengembangan platform digital, layanan digital, data center, dan penguatan kapasitas cloud," paparnya.
Menurut dia, kuartal I 2022 merupakan periode perusahaan melakukan perencanaan komprehensif selama tahun berjalan. Ini diharapkan terjadi akselerasi pada periode selanjutnya hingga akhir tahun.
Berdasarkan laporan keuangan, Telkom Indonesia mencetak pendapatan Rp 35,2 triliun atau tumbuh 3,7% secara tahunan atau year on year (YoY) dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Rp 19,4 triliun dan laba bersih Rp6,1 triliun. EBITDA dan laba bersih tersebut tumbuh 3,1% dan 1,7% dari periode yang sama tahun lalu.
Kinerja IndiHome dan Digital Business Telkomsel yang kian kuat masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan perusahaan berkode emiten TLKM tersebut.