PT Bundamedik Tbk (BMHS) melakukan pernyertaan modal ke anak usahanya, PT Bunda Medika Dewata (BMD), sebesar Rp 5,14 miliar. Hal ini dilakukan untuk memperkuat modal dan menambah modal kerja entitas anak tersebut.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan, Bunda Medik Dewata merupakan salah satu anak usaha dengan kepemilikan saham sebesar 99%. Saat ini, Bunda Medik Dewata tengah mengembangkan usahanya menjadi aktivitas rumah sakit swasta, poliklinik swasta, dan rumah sakit lainnya, serta pelayanan kesehatan dan pelayanan penunjang kesehatan lainnya.
"Peningkatan modal disetor dan ditempatkan tersebut telah dituangkan dalam Akta Penyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bunda Medika Dewata pada 30 Mei 2022 No. 6, dan telah mendapat pengesahan Kementerian Hukum, dan Hak Asasi Manusia pada 4 Juni 2022," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (8/6).
Manajemen Bundamedik menyatakan, transaksi yang dilakukan perseroan tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan, sepanjang kuartal I 2022, Bundamedik membukukan laba bersih sebesar Rp 28,71 miliar atau turun 55,29% dari laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 64,24 miliar.
Sementara itu, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 388,89 miliar atau turun dari sebelumnya sebesar Rp 450,21 miliar. Pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan fertilisasi dan klinik sebesar Rp 148,97 miliar atau tumbuh 15,6% dibanding kuartal I 2021.
Selanjutnya, pendapatan jasa penunjang medis dan tenaga ahli rawat jalan tumbuh 13,5% menjadi Rp 53,85 miliar. Namun, pendapatan dari segmen obat dan perlengkapan medis rawat jalan turun 19,29% menjadi Rp 45,66 miliar. Pendapatan jasa penunjang medis dan tenaga ahli rawat inap juga tercatat turun 23,67% menjadi Rp 39,06 miliar.
Penurunan pendapatan juga dialami oleh segmen obat dan perlengkapan media rawat jalan yang turun 52,56% menjadi Rp 37,41 miliar. Lalu, pendapatan kamar rawat inap turun 39,5% menjadi Rp 20,35 miliar.
Tahun ini, perseroan berencana gencar mengembangkan teknologi, seperti membangun teknologi bedah menggunakan robot atau robotic surgery di Rumah Sakit Umum Bunda dan mengembangkan teknologi big data.
Perseroan akan gencar melakukan ekspansi untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis. Adapun, perseroan mengincar pasar di kota-kota besar, juga di daerah yang masyarakatnya masih kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan.