Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali meningkat 1,59% atau 6 poin dan menginjak level Rp 384 pada pembukaan saham Kamis (9/6) pagi hari ini.
Saat ini, kapitalisasi pasar GoTo telah mencapai Rp 454,8 triliun, melampaui kapitalisasi pasar sang pemegang saham minoritas, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang kini tercatat Rp 407,15 triliun.
GoTo juga tercatat sebagai saham paling aktif diperdagangkan dari sisi nilai transaksi, yakni mencapai Rp 230 miliar. Mengalahkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan Telkom.
Berdasarkan data RTI, harga saham decacorn Tanah Air itu melonjak dalam tiga hari berturut-turut. Pada Selasa (7/6), harganya melesat 10,3% atau 34 poin ke level Rp 364. Kemudian, peningkatan berlanjut sehari setelahnya, pada Rabu (8/6), sebesar 3,85% atau 14 poin ke level Rp 378, dari level harga penutupan kemarin Rp 364.
Hari ini, harga saham bergerak di rentang yang cukup panjang, yakni Rp 370 - Rp 388.
Kenaikan harga saham GoTo terjadi bersamaan dengan status GoTo yang masuk ke dalam tiga indeks unggulan Bursa Efek Indonesia (BEI). Mulai 8 Juni, saham GoTo resmi masuk dalam indeks IDX30, LQ45, dan IDX80. Emiten sektor teknologi ini menggeser PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) yang terdepak dari indeks tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan, GoTo mencatatkan kerugian bersih yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp21,49 triliun pada 2021. Angka tersebut membengkak 50% (yoy) dari kerugian tahun sebelumnya yang berjumlah Rp14,09 triliun. Pembengkakan kerugian ini terjadi seiring dengan naiknya beban GOTO, meski pendapatan perusahaan meningkat.
Sepanjang tahun 2021, perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia ini tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp4,53 triliun, atau naik 36,3% (yoy) dari tahun 2020.
Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 55% (yoy) menjadi Rp3,77 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Beban penjualan dan pemasaran juga meningkat tajam 250,64% (yoy) dari Rp2,54 triliun menjadi Rp8,93 triliun. Beban umum dan administrasi GOTO naik 98% (yoy) menjadi Rp7,78 triliun. Kemudian beban pengembangan produk meningkat 22,6% (yoy) menjadi Rp2,49 triliun.
Sepanjang 2021 aset GoTo tercatat meningkat sebesar 416% (yoy) menjadi Rp155,13 triliun. Ekuitas perusahaan juga meningkat 87,6% (yoy) menjadi Rp39,02 triliun. Kinerja keuangan GOTO pada 2020 masih sebatas mencantumkan kinerja PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek saja. Kemudian pada 2021 perusahaan ini sudah merger dengan PT Tokopedia dan membentuk GOTO.