Pada akhir Juni ini, beberapa perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Kali ini, giliran perusahaan produsen gula yakni, PT Aman Agrindo yang dijadwalkan sedang bookbuilding dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Juli mendatang.
PT Aman Agrindo merupakan perusahaan yang bergerak di industri gula dan didirikan pada 2013 lalu. Perusahaan yang akan melantai dengan kode GULA ini menjalankan bidang usaha perkebunan tebu, dan industri gula pasir. Kemudian, perseroan juga menjalankan kegiatan usaha perdagangan besar gula, coklat, dan kembang gula, serta industri gula merah.
Dalam menjalankan kegiatan usaha perkebunan tebu, perseroan menjalankan kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman tebu, termasuk kegiatan pembibitan dan pembenihan tebu.
Perseroan juga memproduksi gula yang berbentuk kristal atau gula pasir dengan bahan utama tebu, bit dan lainnya. Juga, memproduksi gula merah, baik berbentuk cetakan, serbuk atau granul maupun cair, yang murni dari nira sebagai bahan baku.
Selain itu, Aman Agrindo juga menjalankan kegiatan usaha penunjang yakni, perdagangan besar hasil pengusahaan kehutanan, pengambilan hasil hutan dan perburuan, seperti bambu, kayu cendana, getah damar dan sejenisnya, termasuk perdagangan besar bibit tanaman kehutanan.
Perseroan juga menjalankan perdagangan besar pengolahan hasil perikanan, bahan makanan dan minuman hasil pertanian, dan beras. Selain perdagangan besar, perseroan juga melakukan perdagangan eceran jenis barang kebutuhan yang utamanya bahan makanan, minuman atau tembakau di dalam bangunan.
Di samping itu, perseroan menjual pakaian, perabot rumah tangga, dan mainan anak, misalnya warung atau toko bahan kebutuhan pokok.
Adapun, faktor-faktor pendorong kinerja perseroan yakni, ketersediaan pasokan gula dan tebu, harga acuan penjualan gula, harga pasokan gula, dan daya beli pelanggan.
Saat ini, perseroan memiliki dua lahan perkebunan tebu yang berlokasi di Banten dengan total luas kebun sebesar 152,8 hektare, dengan rincian 82,8 hektare berlokasi di Desa Cimanis, yang merupakan lahan milik perseroan, dan 70 hektare berlokasi di Desa Kertaraharja, yang merupakan lahan yang disewa dari pihak ketiga.
Kinerja Tahun 2021
Berdasarkan laporan keuangan, hingga akhir Desember 2021, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 7,19 miliar atau tumbuh 17% dari sebelumnya sebesar Rp 6,15 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan penjualan perseroan pada tahun lalu sebesar 43% menjadi Rp 188,84 miliar dari sebelumnya Rp 132,02 miliar.
Perdagangan produk gula menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan Rp 175,45 miliar, penjualan bawang putih sebesar Rp 13,25 miliar, penjualan glukose sebesar Rp 131 juta.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan perseroan hingga akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 172,53 miliar atau naik 39% dari sebelumnya sebesar Rp 123,78 miliar. Beban penjualan perseroan juga tercatat naik sebesar 754% dari sebelumnya Rp 141 juta menjadi Rp 1,20 miliar.
Adapun, kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan beban jasa angkutan pada tahun lalu, di mana beban jasa angkutan merupakan beban yang timbul dari perdagangan gula, bawang putih, dan glukose, sehingga kenaikan beban jasa angkutan sejalan dengan peningkatan penjualan dari perdagangan gula, bawang putih, dan glukose.
Beban umum dan administrasi perseroan tahun lalu tercatat sebesar Rp 2,60 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar 100% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,30 miliar.
Total aset hingga akhir Desember tercatat sebesar Rp 135,27 miliar atau naik sebesar 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 114,56 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan gula perseroan pada tahun lalu.
Melantai di Bursa Akhir Juli 2022
Perseroan diperkirakan akan melantai di bursa saham pada 20 Juli 2022 mendatang, dengan menawarkan maksimal 214,07 juta saham dengan harga Rp 250 - Rp 300 per saham. Jumlah itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun, Aman Agrindo menargetkan dapat memperoleh dana segar sebesar Rp 64,22 miliar.
Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebanyak 856,29 juta saham. Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh perseroan di BEI adalah sebanyak-banyaknya 1,07 miliar saham.
Dari dana hasil IPO, perseroan akan menggunakan sebesar 23% untuk belanja modal, berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah.
Dalam hal ini, perseroan menunjuk pihak ketiga yang akan bertindak sebagai kontraktor pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya.
Kemudian, sekitar 57% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga.
"Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, tidak hanya untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung, namun juga untuk membiayai kegiatan operasional perseroan," demikian tertulis dalam prospektus yang dirilis perseroan, dikutip Jumat (24/6).