PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), merevisi naik target pertumbuhan kredit perseroan dari sebelumnya di kisaran 6–8% menjadi sebesar 8–10% di tahun ini.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengungkapkan, proyeksi ini melihat kinerja pertumbuhan kredit BCA yang pada enam bulan pertama tercatat naik sebesar 13,8% seiring pulihnya aktivitas perekonomian domestik.
"Target pertumbuhan kredit kita upgrade ke 8–10%, mudah-mudahan, ini akan kita capai," katanya, dalam paparan publik perusahaan, Rabu (14/9).
Vera melanjutkan, kendati Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi sebesar 3,75%, perusahaan belum berencana untuk menaikkan suku bunga kredit.
"BCA saat ini mempertahankan suku bunga kredit yang ada. Mudah-mudahan demand, pertumbuhan kredit berlanjut tahun ini," terangnya.
Sampai dengan periode semester pertama tahun ini, BCA tercatat mengantongi laba bersih sebesar Rp 18 triilun, meningkat 24,9% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Torehan laba itu lantaran BBCA mampu meraup pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar Rp 29,8 triliun, naik 5,3% dari semester pertama tahun lalu. Sedangkan, penyaluran kredit mencapai Rp 675,4 triliun, naik 13,8% secara tahunan.
Melesatnya pertumbuhan kredit seiring dengan kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas setelah pandemi Covid-19.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Rasio pinjaman berisiko atau Loan at Risk (LAR) turun ke 12,3% pada semester I 2022, dibanding 19,1% pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,2%, didukung relaksasi restrukturisasi.
Sedangkan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA tercatat tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp 1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9% YoY menjadi Rp1.264,5 triliun.