Piala Dunia 2022 resmi dibuka kemarin, Minggu (20/11). Perhelatan sepak bola empat tahunan ini dibuka di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar.
Menilik dari sisi pasar modal, Technical Analyst PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora menilai, saham-saham sektor barang konsumsi atau consumer goods Tanah Air akan menerima dampak positif dari ajang tersebut.
Hal itu dikarenakan pada saat menonton bola, kebanyakan masyarakat akan menyaksikan pertandingan sambil mengonsumsi makanan ringan dan pada akhirnya dapat membuat kinerja penjualan perusahaan melonjak.
“Saham consumer goods yang produksi camilan, karena biasanya orang nonton bola sambil makan camilan,” ujar Andhika kepada Katadata.co.id, Senin (21/11).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Pengamat Pasar Modal dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono. Menurut dia, konsumsi makanan ringan masyarakat berpotensi meningkat saat pertandingan piala dunia digelar.
“Sektor consumer goods itu akan terdampak Piala Dunia 2022 juga. Kan butuh makanan minuman untuk nonton Piala Dunia, apalagi ketika nonton bareng,” ujar Wahyu kepada Katadata.co.id.
Wahyu merekomendasikan para pelaku pasar modal menilik beberapa saham consumer goods. Seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Melihat pergerakan saham Mayora Indah sejak awal tahun hingga saat ini atau Year to Date (YtD), harga MYOR mengalami kenaikan 14,22%. Adapun pada perdagangan hari ini stagnan di level Rp 2.330 per saham dengan frekuensi 1.579 kali dan volume perdagangan 3,35 miliar.
Sedangkan Indofood Sukses Makmur pada perdagangan hari ini ditutup naik 0,38% ke level Rp 6.525 per saham. Dalam sebelas bulan pertama 2022, INDF hanya mencatatkan kenaikan 3,16%. Namun, sebulan terakhir ini INDF mencatatkan pertumbuhan hingga 3,57%.
Adapun Indofood CBP Sukses Makmur sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date, mencatatkan kenaikan hingga 12,64%. Pada perdagangan hari ini, emiten yang bersandi ICBP ini ditutup naik 1,55% dengan frekuensi 2.077 kali dan volume perdagangan 2,97 miliar.