Saham Bayan (BYAN) Kembali Dijual Direksi, Harganya Merosot Lagi

PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
Penulis: Lona Olavia
29/12/2022, 15.43 WIB

Kembali, petinggi di PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melakukan aksi jual saham di emiten pertambangan tersebut. Russell John Neil yang menjabat sebagai Direktur Bayan Resources menyampaikan telah menjual hingga 836.700 lembar saham BYAN pada 23, 27, dan 28 Desember 2022. 

"Tujuan dari transaksi adalah divestasi dengan status kepemilikan saham langsung," pungkas Sekretaris perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero dalam keterbukaan informasi, Kamis (29/12).

Pria berkewarganegaraan Australia itu melepas saham BYAN di harga Rp 20.406,75 per saham. Dengan demikian, dia meraup dana segar hingga lebih dari Rp 17,07 miliar.

Setelah transaksi penjualan itu, kepemilikan saham Russell dalam Bayan Resources turun menjadi 0,0185% atau 6.163.300 lembar.  

Sebelumnya pada 9 Desember 2022 BYAN mengumumkan pembagian dividen interim sebesar USD1 miliar atau setara  USD0,03 per lembar. 

Adapun jadwal raihan dividen sebagai berikut, Cum dividen pasar reguler dan negosiasi pada 19 Desember 2022, ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 20 Desember 2022 dan Daftar pemegang saham berhak atas dividen pada 21 Desember 2022 pukul 16.15 WIB.

Jejak Neil mengikuti langkah orang paling tajir nomor satu di Indonesia yang juga masuk di peringkat ke-50 orang terkaya di dunia Low Tuck Kwong. Kwong menjual sebanyak 80.000 sahamnya di Bayan pada 23 Desember 2022 melalui pasar negosiasi dengan bantuan broker Maybank Sekuritas.

Yang menjadi perhatian harganya jauh di bawah harga pasar, yakni Rp 13.000 per saham. Sehingga nilai transaksinya sebesar Rp 1,04 miliar. 

“Tujuan dari transaksi, divestasi,” ungkap Kwong.

Sebelum transaksi, jumlah saham BYAN yang dimilikinya sebanyak 20.312.775.370 atau 60,94%. Setelah transaksi menjadi 20.312.695.370 saham atau tetap 60,94%

Sedangkan, direksi Bayan Resources lainnya, yakni Alastair Gordon Christopher Mcleod justru mengambil langkah sebaliknya. Alastair menambah kepemilikannya atas saham perseroan sebanyak 100 ribu saham di Rp 18.000 per saham pada 22 Desember 2022. Nilai transaksinya sejumlah Rp 1,8 miliar.

 Setelah transaksi, Alastair yang berkewarganegaraan Inggris jadi memiliki 7,1 juta saham Bayan Resources atau 0,0213%.

Pada penutupan perdagangan Kamis (29/12), saham BYAN berbalik melemah sebanyak 1.050 poin atau 4,82% ke posisi 20.725 per sahamnya. Padahal, pada sesi I tadi, BYAN masih mampu naik Rp 575 atau 2,64% menjadi Rp 22.350.