TBS Energi Rilis Obligasi Rp 500 Miliar dengan Kupon hingga 10,25%

Katadata
Peluncuran TBS2030 yang dihadiri oleh (ki-ka) Komisaris Independen TBS Energi Fuad A. Rahmany, Direktur Juli Oktarina, Direktur Alvin F. Sunanda, dan Sustainability Advisor TBS Triana Krisandini.
3/2/2023, 13.09 WIB

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) berencana untuk menerbitkan obligasi dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar. Obligasi tersebut terdiri dalam dua seri yaitu seri A dan seri B.

Adapun obligasi seri A memiliki indikasi kupon antara 8,25%-9,25%. Sementara obligasi seri B memiliki kupon antara 9,25%-10,25%. Kupon obligasi akan dibayarkan setiap triwulan.

Adapun untuk jangka waktu, obligasi Seri A memiliki tenor tiga tahun dan obligasi seri B memiliki tenor lima tahun.

Obligasi ini rencananya akan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 Februari 2023 dan memasuki masa penawaran umum pada 27-28 Februari 2023. Penjatahan akan ditetapkan pada 1 Maret 2023 dan perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan dan distribusi obligasi secara elektronik dilakukan pada 3 Maret 2023.

Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina mengatakan, perseroan memiliki rekam jejak pertumbuhan yang positif baik untuk aset maupun ekuitas di mana keduanya bertumbuh lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

“Kami telah membuktikan kemampuan kami dalam mengeksekusi proyek dan bertransformasi dari awalnya perusahaan batubara, menuju perusahaan energi dan sekarang menuju perusahaan energi terintegrasi yang fokus pada keberlanjutan,” kata Juli dalam keterangan resmi, dikutip (3/2).

Selain penawaran obligasi, perseroan juga menyampaikan performa keuangan yang positif di mana berdasarkan hasil audit menunjukkan pertumbuhan signifikan dari segi pendapatan, laba bersih, aset, ekuitas dan posisi kas.

SVP of Corporate Finance & Investor Relation TBS Energi Utama Mirza Hippy menyebutkan bahwa perusahaan membukukan peningkatan pendapatan hingga 64%, EBITDA hingga 95% dan arus kas operasional hingga 148%.

"Hal ini didukung oleh kenaikan harga batubara dan juga operasional dari kedua aset PLTU yang telah mulai beroperasi secara penuh di tahun 2022,” ujar Mirza.

Rasio likuiditas juga menunjukan tren yang positif di mana cash ratio dan current ratio meningkat hingga 135%. Profitabilitas juga menunjukan tren positif dengan peningkatan EBITDA margin hingga 47% yang ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual batubara (baik untuk pertambangan maupun trading).

Debt to equity ratio telah berkurang dan juga adanya peningkatan kemampuan pembayaran atau interest payment coverage meningkat hingga 51% (audited),” kata Mirza.

Sementara SVP of Corporate Strategy & Investor Relations TBS Energi Utama Nafi Achmad Sentausa menambahkan, pendapatan dan arus kas yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan bisnis hijau di Indonesia yang meliputi transformasi pasar kendaraan roda dua dengan nilai pasar hingga US$ 9 miliar.

"Kami memposisikan perseroan dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia yang potensinya hingga 2030 mencapai 20 giga watt," ucap ia.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail