Perusahaan produsen makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/2). Setelah IPO, perusahaan menjajaki ekspor ke negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera, Luthfiel Hakim mengatakan terkait perluasan pasar ekspor ke wilayah ASEAN, perusahaan sudah menjajaki aksi ekspor sejak 2022 di Malaysia dan mencoba mengembangkan wilayah untuk mengeskpor produk NAYZ ke wilayah lain.
Dipilihnya ASEAN kata dia termasuk target pasar yang potensial mengingat konsumen beras terbesar ada di Asia Tenggara. Pasalnya, produk makanan bayi NAYZ basisnya berasal dari beras.
"Kami dalami untuk ekspor produk di 2023. Produk ini di negara-negara yang lebih berkembang dan lebih maju sebetulnya cukup diterima karena keinginan para ibu untuk lebih sehat anaknya," kata Luthfiel kepada wartawan, Senin (6/2).
Selain itu dia mengatakan, persaingan industri makanan bayi sangatlah ketat. Namun, dirinya optimis dengan memiliki produk-produk yang unik, perusahaan dapat bersaing dengan industri makanan bayi yang lain.
Apalagi, industri makanan bayi, menurutnya lebih banyak pemain asingnya. Hal tersebut merupakan peluang yang baik sebab perusahaan tumbuh sesuai dengan kebutuhan pelanggang.
"Market share kami juga secara brand awareness juga masuk 10 besar karena produk kami lebih banyak dikonsumsi para ibu secara militan dari rumah ke rumah dan rata-rata suka," ujarnya.
Adapun Luthfiel mengatakan target pendapatan setelah IPO Rp 43 miliar di tahun ini. Target ini diharapkan dapat tercapai seiring tren industri sedang positif. Selalin itu, perusahaan juga menargetkan perolehan laba bersih di kisaran 13% sampai 15% dari pendapatan atau sekitar Rp 6,45 miliar.
Merujuk situs perusahaan, Hassana Boga Sejahtera didirikan pada 2009 yang bermula dari usaha kecil dan mikro. Pada awal pendiriannya, NAYZ adalah jaringan bisnis rumahan yang berbasis pemberdayaan ibu rumah tangga. Saat ini, pabrik perseroan berlokasi di Kawasan Pergudangan Multiguna Taman Tekno, BSD, Tangerang Selatan.
Pada aksi korporasi IPO, perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20% dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum, dengan harga penawaran Rp 100 per saham.
Dalam gelaran IPO tersebut, NAYZ mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sekitar 31,74 kali. Dari penawaran umum perdana saham ini, perseroan mengumpulkan dana segar sebanyak Rp 51 miliar.