PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (27/2).
Debut perdana FUTR di papan perdagangan BEI disambut aksi jual oleh para investor hingga sempat menyentuh batas bawah atau ARB ke level Rp 93 per sahamnya atau turun 7,5%. Hingga pukul 09.30 saham FUTR masih berada di zona merah dengan penurunan 4% ke level Rp 96 per saham dari harga penawaran Rp 100 per saham. Padahal sahamnya sempat berada di zona hijau di level Rp 101 per saham, namun tidak berlangsung lama.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 295,86 juta dengan nilai transaksinya Rp 28,19 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 13.394 kali. Harga saham perseroan dijual dengan kisaran Rp 93 hingga Rp 101 per saham.
IPO FUTR telah berhasil menarik minat berbagai investor baik asing maupun domestik untuk berpartisipasi dalam penawaran umum perdana saham. Penawaran umum perdana saham perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 45 kali dengan total pemegang saham lebih dari 18 ribu investor.
Presiden Direktur FUTR Jeremy Quek mengatakan, dengan lebih dari 18 ribu investor yang mendukung perjalanan FUTR perseroan akan terus menjaga kepercayaan yang telah diberikan dan akan terus meningkatkan kinerja perseroan.
"Kami optimis FUTR bisa menjadi perusahaan teknologi yang unggul di Asia Pasifik dalam dua tahun mendatang dan juga dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital di Asia Tenggara," katanya di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/2).
Perseroan menawarkan 20% dari total saham yang dicatatkan kepada publik yaitu sebanyak 1,27 miliar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Nilai penggalangan dana IPO ini mencapai Rp 127,8 miliar.
Adapun sebagian besar dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja yang mendukung perkembangan bisnis perseroan. Pemanfaatan dana tersebut akan digunakan bagi pengembangan platform dan produk, pengembangan riset dan analisis data, pengembangan sumber daya manusia, penguatan pemasaran dan dukungan operasional lainnya dalam pengembangan usaha perseroan.
FUTR juga akan membangun “Gudang Kreativ” yang akan mendukung insan kreatif di berbagai lokasi di Indonesia dalam mengakses pasar internasional melalui pemanfaatan keahlian desain, coding, multimedia, pemasaran digital, animasi, dan live streaming e-commerce yang dimiliki.
Secara bersamaan perseroan juga menerbitkan Waran dimana setiap pemegang saham yang ditawarkan berhak memperoleh empat Waran Seri I.
FUTR optimis atas upaya berkelanjutan yang perseroan lakukan untuk tetap terus terdepan dan mengintegrasikan teknologi terkini seperti AI, Decentralized Economies, Web 3, dan Metaverse. Di mana akan membantu mempertahankan serta mengembangkan bisnis mereka.
Lini Imaji Kreasi Ekosistem merupakan perusahaan teknologi yang membantu bisnis dari berbagai perusahaan meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
FUTR beroperasi sejak 2021 dan berfokus mengembangkan penggunaan Mixed Reality, AI, Web 3.0, Metaverse, dan Decentralized Economies untuk terus berinovasi dan menciptakan layanan teknologi baru untuk memanfaatkan peluang pasar di masa depan.
Perseroan memiliki kesiapan yang cukup dalam menghadapi tantangan bisnis ke depan ditengah ekosistem digital yang bergerak sangat cepat.
Melalui proses IPO ini, FUTR berupaya untuk mempertahankan dan memajukan operasinya di Asia Pasifik. Adapun saat ini perseroan telah memiliki operasi bisnis di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Perseroan optimis akan pelaksanaan ekspansi operasi bisnis ke Thailand, Filipina, Vietnam, dan Hong Kong dalam dua tahun ke depan.
Pertumbuhan ekonomi digital dan industri kreatif di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 4.608 triliun pada tahun 2030. Adapun potensi pasar Asia Pasifik atas Big Data Analytics, Social Commerce, Immersive Tech, dan Cyber Governace diperkirakan mencapai US$ 511 miliar dalam dua tahun ke depan. Dengan keahlian dan fundamental yang kuat, FUTR yakin dapat menjadi bagian dalam perkembangan ekonomi digital di Asia Pasifik.