PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) emiten manufaktur komponen otomotif membukukan laba Rp 396,87 miliar pada tahun 2022. Jumlah itu melonjak 87% jika dibandingkan laba tahun 2021 sebesar Rp 212,69 miliar, setelah dikurangi keuntungan penjualan tanah Balaraja, sebesar Rp 92,69 miliar.
Peningkatan laba neto ini mengulangi prestasi di 2021 lalu di mana laba DRMA turut melonjak lebih dari 25 kali menjadi Rp 212,69 miliar (setelah dikurangi keuntungan penjualan tanah di Balaraja) dibanding laba bersih 2020 karena dampak pandemi yang hanya sebesar Rp 8 miliar.
Selain itu peningkatan di 2022 juga didukung oleh penjualan perseroan yang meningkat 34% secara rahunan menjadi Rp 3,91 triliun dari Rp 2,91 triliun di 2021. Pertumbuhan ini di atas pertumbuhan penjualan otomotif nasional.
"Patut kita syukuri, bahwa industri otomotif di Tanah Air sudah mulai pulih dan DRMA berhasil meningkatkan pangsa pasarnya terutama di roda empat. Sehingga pada tahun 2022 DRMA bisa kembali meraih pertumbuhan penjualan yang mengakibatkan peningkatan laba neto yang melebihi target yakni sebesar 87%," kata Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso dalam keterangan resmi, Kamis (2/3).
Dharma Polimetal mencatatkan laba kotor sebesar Rp 614,00 miliar pada tahun 2022, meningkat 36% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 452,01 miliar. Sedangkan laba usaha meningkat sebesar 27% dari Rp 420,22 miliar menjadi Rp 533,26 miliar.
Adapun total aset DRMA pada 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 2,68 triliun, meningkat dari Rp 2,54 triliun pada 31 Desember 2021.