Mirae Asset Sekuritas meningkatkan target harga saham PT Astra International Tbk (ASII) dari semula Rp 5.900 menjadi Rp 6.500 per sahamnya.
Kenaikan itu menurut Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy seiring usul perseroan yang akan melakukan pembayaran dividen sebesar Rp 552 per saham untuk agenda RUPST April 2023.
“Dividen yang jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya dapat menjadi katalis re-rating jangka pendek, menurut pandangan kami. Oleh karena itu, kami menaikkan target price ASII menjadi Rp 6.500 dari Rp 5.900,” katanya dalam riset, Senin (6/3).
Namun, kata Robertus karena potensi return hanya 7,4% (tidak termasuk dividen) dari harga saat ini, dia mempertahankan rekomendasi hold untuk ASII.
Penyebabnya, dalam jangka panjang jumlah dividen yang sangat besar ini juga dapat meningkatkan risiko tekanan ke bawah setelah tanggal cum-date.
“Jika ditambah dengan kemungkinan pertumbuhan penjualan mobil yang lebih lambat karena suku bunga yang lebih tinggi, tidak adanya insentif PPnBM, dan persaingan yang lebih ketat, maka pertumbuhan ke depan akan terbatas,” ujar Robertus.
Dividen tersebut, kata Robertus mencerminkan 9,1% dan 9,5% imbal hasil dari harga saat ini dan harga penutupan pada tanggal pengumuman. Rasio pembayaran masing-masing mencapai 77,2% dan 74,3% dari laba bersih tahun 2022 dan laba intinya.
“Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rasio pembayaran 40,8% dan 44,6% dalam 5 tahun fiskal terakhir,” katanya.
Tercatat laba bersih Astra International tahun 2022 dan laba inti melonjak 43,3% dan 48,9% secara tahunan. Masing-masing menjadi Rp 28,9 triliun dan Rp 30,1 triliun. Kenaikan karena profitabilitas yang jauh lebih baik, yang ditandai dengan peningkatan laba kotor dan margin laba operasi 139,9 basis poin (bps) dan 306,7 bps secara tahunan.
Hasil aktual ini dianggap selaras dengan proyeksi Mirae Asset Sekuritas sebelumnya, dengan perbedaan masing-masing hanya 2,0%, 1,7%, dan 0,8% dalam akun pendapatan, laba kotor, dan laba inti.
Adapun pangsa pasar mobil ASII turun menjadi 53,9% pada Januari 2023 dari 54,8% yang tercatat di sepanjang tahun 2022.
Selama pameran IIMS, peluncuran beberapa seri mobil dan motor baru berpotensi menggerus pangsa pasar ASII. Selain beberapa pemain baru di industri sepeda motor listrik yang berpotensi mengganggu dominasi Honda, segmen MPV tetap menjadi medan pertempuran utama pabrikan lain yang menantang kepemimpinan Toyota dan Daihatsu.