PT MNC Energy Investments Tbk atau IATA berencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement sebanyak-banyaknya 2,5 miliar saham seri B. Jumlah tersebut mewakili 10% dari seluruh saham yang telah disetor penuh dalam IATA sebanyak 25,2 miliar saham.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (14/6), manajemen IATA menyebutkan, dana yang diperoleh dari private placement akan digunakan sebagai modal kerja di sektor pertambangan batu bara yang dikelola entitas anak, baik langsung maupun tidak langsung.
Entitas anak yang dimaksud adalah PT Putra Muba Coal, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi dan atau PT Arthaco Prima Energy.
“Private placement ini akan memberikan manfaat berupa cadangan peningkatan modal kerja perseroan. Perseroan juga belum memiliki keterangan mengenai calon pemodal yang akan melaksanakan private placement,” tulis manajemen.
Emiten energi milik Grup MNC itu menyebutkan bahwa private placement ini dilakukan dalam rangka selain perbaikan posisi keuangan dan program kepemilikan saham, namun juga mengikuti ketentuan POJK No.14 Tahun 2019.
Adapun penentuan harga pelaksanaan private placement sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan 25 hari bursa sebelum tanggal permohonan pencatatan.
Private placement ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan dilakukan pada Jumat (16/6) mendatang. Kemudian aksi korporasi ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu sampai dengan 16 Juni 2025.
Lebih lanjut dengan adanya saham baru yang diterbitkan dalam private placement, pemegang saham IATA akan mengalami dilusi kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan, yaitu sebanyak-banyaknya 9,1%.
PT MNC Energy Investments Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi khususnya di sektor energi yang mengelola 8 izin usaha pertambangan operasi produksi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. IATA memiliki cadangan batu bara sebesar 386,6 juta metrik ton (MT) dari sekitar 20% total luas area penambangan sebesar 72.478 hektare (Ha).
Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 Ha. Di mana perseroan meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang menunjukkan temuan baru. Perseroan fokus untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi target 7 juta MT pada akhir tahun 2023.
Terkait kinerja, MNC Energy Investments sepanjang kuartal pertama 2023 mencatat pendapatan US$ 52,2 juta atau naik 29,3% dari periode yang sama tahun lalu US$ 40,4 juta. Namun laba bersih tercatat US$ 15,8 juta, turun 3,6% dari sebelumnya US$ 16,39 juta.
Melihat daftar pemegang saham perseroan hingga akhir April 2023, MNC Asia Holding memegang 44,1% saham dan masyarakat 55,9%.