PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah mendapatkan persetujuan ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan.
Izin ekspor tersebut untuk 900.000 wet ton konsentrat tembaga ini berlaku mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah mengeluarkan rekomendasi persetujuan ekspor hasil pengolahan mineral kepada AMNT sebagai landasan bagi izin ekspor dari Kemendag.
Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, seiring dengan diperolehnya persetujuan ekspor, AMNT dapat segera kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga dan memberikan kontribusi langsung terhadap perekonomian lokal maupun nasional.
"Grup AMMAN juga akan terus fokus menjalankan berbagai proyek ekspansi yang saat ini sedang kami laksanakan, salah satunya adalah smelter yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional,” ujar Rachmat, dalam keterangan pers, dikutip Selasa (25/7).
Kontribusi sektor pertambangan, di mana AMMAN menjadi penyumbang terbesar, terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tahun 2022 mencapai 85,25 persen dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 20,37%.
Sementara itu, pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 71 Tahun 2023 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar pada tanggal 12 Juli 2023 lalu.
Sesuai dengan PMK tersebut, penetapan bea keluar bervariasi dari 5 – 15 persen sesuai dengan perkembangan pembangunan fasilitas permurnian. Berdasarkan kemajuan perkembangan smelter AMMAN pada akhir Juni 2023 yaitu 58,518 persen, perusahaan akan dikenakan bea keluar sebesar 10 persen.
"Kami terus berupaya mengejar target penyelesaian konstruksi smelter sesuai batas yang ditetapkan pemerintah, yaitu akhir Mei 2024,” tambah Rachmat.
PT Amman Mineral Internasional Tbk tercatat sebagai emiten di bursa pada 7 Juli 2023. Perusahaan meraup dana hasil penawaran umum perdana saham senilai Rp 10,73 triliun.
Dari dana perolehan IPO tersebut, Amman akan mengalokasikannya untuk sejumlah proyek ekspansi, antara lain proyek smelter dan pemurnian logam mulia, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, serta pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.
Merespons perpanjangan izin ekspor konsentrat tersebut, Senin kemarin saham AMMN ditutup naik 7,20% ke level Rp 2.010 setiap saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 144,55 triliun.