J&T Express tengah memproses pencatatan sahamnya atau initial public offering (IPO) di Bursa Hong Kong. Perusahaan logistik ini dikabarkan membidik dana US$ 1,36 miliar atau setara Rp 20,9 triliun dalam IPO tersebut.
Perusahaan yang didirikan oleh Jet Jie Li dan Tony Chen di Indonesia pada 2015 itu kini telah membangun jaringan logistik yang masif di Asia Tenggara, Cina, bahkan hingga menjangkau Timur Tengah. Berdasarkan prospektus perusahaan, J&T Express menyebut perusahaan menguasai 22,5% pangsa pasar di Asia Tenggara dan 10,9% di pasar Cina.
Pada periode 2020, J&T Express masih mengandalkan Asia Tenggara sebagai pasar terbesarnya dengan kontribusi US$ 1,02 miliar atau 68% terhadap total pendapatan perusahaan yang mencapai US$ 1,5 miliar. Pasar Cina menyumbang 31% dari pendapatan, sedangkan pasar lainnya hanya 1%.
Pada 2021, kontribusi pendapatan dari pasar Cina meningkat menjadi 45% atau setara US$ 2,2 miliar dari total pendapatan perusahaan sebesar US$ 4,9 miliar. Sementara itu, kontribusi dari pasar Asia Tenggara turun menjadi 49% atau US$ 2,2 miliar. Adapun pasar negara lain menyumbang 6% dari pendapatan J&T Express.
Perubahan yang signifikan terjadi pada 2022 di mana kontribusi pendapatan dari Cina mendominasi dengan porsi 56% atau US$ 4,09 miliar dari total pendapatan J&T pada 2022 sebesar US$ 7,3 miliar. Kontribusi dari pasar Asia Tenggara turun menjadi 33% atau US$ 2,41 miliar. Sementara kontribusi dari pasar lainnya mencapai 11%.
J&T telah masuk ke pasar Cina sejak 2019. Namun, ekspansinya ke negara tersebut semakin masif setelah mengakuisisi perusahaan logistik milik Alibaba, Best Express, senilai 6,8 miliar yuan atau sekitar US$ 1,06 miliar pada Desember 2021.
Berdasakan volume paket yang dikirimkan, pada 2020 J&T Express mengirimkan 3,3 miliar paket yang terdiri atas 2,1 miliar paket di Cina dan 1,2 miliar paket di Asia Tenggara. Volume pengiriman paket di Cina melejit 300% pada 2021 menjadi 8,3 miliar paket atau 79% dari total paket yang dikirim J&T. Pasar Asia Tenggara menyumbang 2,2 miliar paket atau 20,9%.
Pada 2022, pengiriman paket J&T ke Cina meningkat 44,3% menjadi 12 miliar paket. Angka tersebut setara dengan 82% dari total paket yang dikirim perusahaan sebanyak 14,6 miliar paket. Pasar Asia Tenggara hanya tumbuh 16,3% dengan jumlah paket yang dikirimkan mencapai 2,5 miliar paket.