Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melalui aksi korporasi strategis yang dijalankan dalam merampungkan restrukturisasi di tahun 2022 lalu, menerima rekognisi sebagai Mega Company Turnaround/Transaction.
Penghargaan itu didapatkan pada ajang “The 2023 Turnaround and Transaction of the Year Awards” yang diberikan oleh The Turnaround Management Association (TMA).
TMA merupakan perusahaan nirlaba berbasis di Amerika Serikat yang menilai kinerja korporasi dan restrukturisasi perusahaan di seluruh dunia. Penghargaan tersebut diumumkan di laman https://turnaround.org pada 11 September lalu.
TMA Awards merupakan ajang penghargaan bagi sektor korporasi dan para profesional yang berkecimpung dalam aktivitas restrukturisasi yang dinilai telah berhasil mendukung bisnis di berbagai industri untuk melewati fase krisis ekonomi dan berhasil bangkit untuk pulih.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, Garuda Indonesia berhasil melewati fase paling menantang sepanjang sejarah perusahaan. Hal itu diyakini merupakan hasil manifestasi atas dukungan dan kerja keras dari seluruh pihak termasuk jajaran perusahaan yang menjadi penasihat strategis dalam pendampingan perjalanan restrukturisasi di tengah tekanan dampak pandemi Covid 19.
“Menavigasi kiprah perusahaan di tengah fase restrukturisasi tentunya tidak dapat berjalan optimal tanpa adanya visi dan misi yang sama dari seluruh stakeholder termasuk para kreditur, strategic advisor, serta jajaran karyawan dalam mendorong keberlangsungan usaha Garuda Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (21/9).
Irfan mengatakan, perseroan menyadari bahwa tidak ada kajian akademis yang mengajarkan bagaimana sebuah bisnis harus mampu dan siap untuk menghadapi pandemi beserta berbagai hal tidak terduga lainnya pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
“Untuk itu, pola pikir resiliensi dan kelincahan menurutnya menjadi kunci penting bagi perseroan merampungkan restrukturisasi ini yang kami optimalkan bersama seluruh pemangku kepentingan terkait,” kata Irfan.
Irfan melanjutkan bahwa dirampungkannya restrukturisasi Garuda Indonesia ini tentunya juga tidak terlepas dari berbagai dukungan sektor profesional yang menjadi bagian dalam langkah akselerasi kinerja Garuda Indonesia. Seperti Assegaf Hamzah & Partners, Houlihan Lokey, Clifford Chance, Guggenheim Securities LLC, Cleary Gottlieb Steen & Hamilton LLP, hingga PT Mandiri Sekuritas.
“Peran dari masing-masing strategic advisor tersebut dalam menyampaikan masukan terhadap pengembangan struktur kinerja bisnis Garuda Indonesia menjadi bagian penting dalam setiap langkah kami dalam merampungkan fase restrukturisasi ini,” ujarnya.
Melalui restrukturisasi utang yang berhasil dirampungkan pada akhir tahun 2022 lalu, Garuda Indonesia berhasil menekan nilai utang lebih dari 50% dari utang sebelum fase Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang mencapai lebih dari US$ 10,09 triliun menjadi US$ 4,79 miliar di akhir tahun 2022.
Selain itu atas fase restrukturisasi tersebut, Garuda Indonesia mampu mencatatkan laba di tahun kinerja 2022 sebesar US$ 3,8 miliar sebagai bagian dari pencatatan pendapatan restrukturisasi Garuda Indonesia yang telah dirampungkan di tahun 2022 lalu.