Suku Bunga Pinjaman Naik, Laba Delta Dunia Tergerus 13%

Delta Dunia Group
Penulis: Lona Olavia
30/9/2023, 17.00 WIB

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) pada semester pertama 2023 membukukan laba bersih US$ 5 juta atau setara Rp 77,63 miliar, turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan sebagian besar disebabkan peningkatan pendanaan yang lebih tinggi akibat dari kenaikan London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR).

LIBOR adalah suku bunga yang digunakan oleh bank-bank besar di pasar untuk pinjaman jangka pendek. 

Padahal perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Teknologi Digital (B-TECH), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU) mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$ 860 juta atau Rp 13,35 triliun. Jumlah itu meningkat 19% secara tahunan. 

Kinerja operasional yang kuat ditunjukkan dengan menghasilkan 286 juta bank cubic meter (bcm), peningkatan volume overburden (OB) sebesar 10% dan 42 juta metrik ton (MT) batu bara, peningkatan produksi batu bara sebesar 2%.

"Di tengah tantangan yang berat, kami tidak hanya berhasil melewati badai tetapi juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Hasil di semester I 2023 mencerminkan transformasi bisnis utama kami, seiring dengan upaya diversifikasi sumber pendapatan,” kata Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group dalam keterbukaan informasi BEI, Sabtu (30/9).

Pada semester pertama tahun ini, DOID jelasnya mencapai perubahan signifikan dalam komposisi pendapatan. Adapun batu bara metalurgi dan infrastruktur berkontribusi sebesar 18%. Hal itu menandai langkah signifikan untuk mengurangi proporsi pendapatan yang berasal dari produksi batu bara termal yang sekarang mencapai 82%.

“Kemajuan ini merupakan kelanjutan dari hasil Delta Dunia Group pada 2022 ketika pendapatan batu bara metalurgi baru mencapai 13%,” kata Dian.

Lebih lanjut, pada semester satu 2023, belanja modal (Capex) sebesar US$ 44 juta turun sebesar 47%. Hal itu imbas keberhasilan penyelesaian beberapa proyek di Indonesia.

EBITDA naik menjadi US$ 175 juta atau Rp 2,71 triliun, meningkat 7%. Terlepas dari tantangan industri, grup mempertahankan marjin yang kuat, dengan sedikit penurunan sebesar 3% yang terutama disebabkan oleh tekanan inflasi dalam operasional di Indonesia.

Sebaliknya Australia berhasil mempertahankan marjinnya meskipun ada peningkatan biaya dari kontrak baru. Arus Kas Operasional (OCF) meningkat menjadi US$ 143 juta atau Rp 2,22 triliun karena peningkatan EBITDA sehingga menghasilkan Arus Kas Bebas (FCF) yang positif sebesar US$ 105 juta atau Rp 1,63 triliun.

Saldo kas sebesar US$ 218 juta atau Rp 3,38 triliun pada akhir semester satu 2023. Kesehatan keuangan yang kuat dengan rasio Utang Bersih terhadap EBITDA sebesar 1,99x, terendah dalam lima tahun terakhir, mencerminkan manajemen keuangan yang hatihati dan disiplin dalam industri yang padat modal.

Selain itu di September 2023 ini, BUMA mencatat sebuah pencapaian yang signifikan dengan menerima pembiayaan sindikasi syariah pertama dalam sejarah perusahaan. Total nilai fasilitas pembiayaan tersebut sebesar US$ 60 juta atau Rp 931,56 miliar dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai Mandated Lead Arranger (MLA), agen fasilitas, dan agen jaminan dengan nilai pembiayaan sebesar US$ 50 juta atau Rp 776,3 miliar.

Pada saat yang sama, Delta Dunia Group melanjutkan program pembelian kembali sahamnya (buyback) dan mengakuisisi 1.285 juta saham yang dibeli hingga 4 Agustus 2023, mewakili 14,9% dari saham perseroan yang beredar.

“Grup mempertahankan fokusnya yang kuat dalam memberikan nilai kepada para pemangku kepentingan sambil memelopori perubahan positif dalam industri, seiring kami terus berkembang dan mendiversifikasi bisnis kami," ucap Dian.