PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menembus pasar Brunei dengan mengirimkan sebanyak 45 ribu butir telur tetas indukan ayam broiler atau hatching egg pada Rabu (4/10).
Direktur Japfa Harwanto mengatakan, jika pengiriman hatching egg bukan kali pertama dilakukan, sebelumnya Japfa juga melakukan ekspor ke Myanmar. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas produk perunggasan lokal memiliki kualitas yang baik dan diminati pasar mancanegara.
"Ekspor yang kami lakukan ini merupakan salah satu upaya dalam mendukung pemerintah dan industri perunggasan Indonesia untuk menjaga keseimbangan populasi ayam broiler di dalam negeri," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (6/10).
Harwanto menjelaskan populasi ayam pedaging dalam negeri sejak dua tahun belakangan mengalami peningkatan. Disusul dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging ayam yang mulai meningkat. Namun demikian, katanya, angka konsumsi masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah, tidak sebanding dengan ketersediaan ayam yang mengalami surplus tiap tahunnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyebut agar ekspor dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sesuai arahan presiden. Adapun produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan dan kesehatan hewan pada periode Januari–Juli 2023 senilai US$ 790,7 juta atau sekitar Rp 11,4 triliun. Pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,26% dan volume ekspor meningkat 17,28% dibandingkan periode yang sama 2022.
Harwanto mengatakan, untuk percepatan ekspor nasional dan melebarkan sayap ke negara Asia lainnya, perseroan akan mengirimkan telur tetas ke Malaysia.
"Kami berharap negosiasi antara kedua negara dapat berjalan dengan baik, agar ke depannya kolaborasi ini dapat berjalan secara berkelanjutan,” katanya.