PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan total penjualan Rp 30,5 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, turun 3,27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 31,53 triliun. Produk home and personal care mendominasi penjualan perusahaan dengan kontribusi Rp 19,92 triliun atau 65,3% dari total penjualan perusahaan.
Presiden Direktur UNVR Ira Noviarti mengatakan, segmen foods and refreshment mencatat penjualan sebesar Rp 10,58 triliun atau 34,69% dari total penjualan. Sementara itu, penjualan di pasar domestik masih mendominasi dengan nilai Rp 29,55 triliun sedangkan nilai penjualan ekspor mencapai Rp 951,84 miliar.
“Bisnis menunjukkan kemajuan signifikan sebagai buah dari fokus yang konsisten dalam memperkuat fundamental bisnis. Hasilnya, kami berhasil meningkatkan volume share dalam tiga kuartal terakhir,” kata Ira saat menyampaikan Laporan Keuangan Kuartal III 2023, Rabu (25/10).
Ira mengungkapkan, beban pokok perseroan turun ke level Rp 15,23 triliun. Namun, margin laba kotor (gross profit margin) yang besar mendorong laba bruto UNVR akhir September 2023 lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Margin laba kotor pada kuartal ketiga tahun ini meningkat 483 bps dibandingkan kuartal ketiga 2022. Adapun laba sebelum pajak Unilever mencapai Rp 5,39 triliun, turun 9,56% dibandingkan kuartal ketiga 2022 sebesar Rp 5,96 triliun.
Emiten produk konsumen ini meraup laba bersih sebesar Rp 4,18 triliun per 30 September 2023, turun sebesar 9,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,61 triliun. Hal ini menyebabkan laba per saham dasar UNVR menurun ke level Rp 110 per saham, dari sebelumnya Rp 121 saham.
“Dengan margin kotor yang kuat dan didorong oleh program efisiensi, kami dapat meningkatkan investasi merek-merek kami dan aktivitas pengembangan pasar, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang kompetitif," kata Ira.
Pada akhir September 2023, aset UNVR tumbuh sebesar 3,30% year-to-date (ytd) mencapai Rp 18,92 triliun. Kewajiban perusahaan atau liabilitas menurun sebanyak 5,42% ytd menjadi Rp 13,5 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp 5,38 triliun.