Wanxinda Group meneken perjanjian pemanfaatan tanah industri seluas 98 ha mencapai Rp 1 triliun dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang. Grup usaha asal Cina ini berpotensi menanamkan investasi hingga mencapai Rp 23 triliun di Indonesia.
Penandatanganan PPTI ini merupakan tahap awal komitmen Wanxinda untuk berinvestasi di Grand Batang City. Penandatangan tersebut disaksikan oleh Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro, CEO Wanxinda Group, Chen Rilling, dan Vice President Wanxinda Group, Edwin Darmasetiawan.
Yadi mengatakan, masuknya Wanxinda ke kawasan industri Batang merupakan bukti nyata bahwa kawasan industri di Indonesia masih memiliki daya tarik investor global seperti Wanxinda untuk berinvestasi. Ia meyakini Wanxinda akan menarik minat perusahaan-perusahaan dari Tiongkok maupun negara lainnya untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di Grand Batang City.
"Masuknya Wanxinda di Grand Batang City juga berpotensi membuka lebih dari 200.000 lapangan kerja baru ke depannya, khususnya bagi masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya dengan potensi investasi mencapai Rp23 triliun, " ujar Yadi seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (22/11).
Wanxinda adalah grup usaha asal Tiongkok yang memiliki 4 basis manufaktur di Guangzhou, Binzhou, Myanmar dan juga di Indonesia. Perusahaan ini memiliki jangkauan pasar global dan menyuplai perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon di Amerika Serikat.
Wanxinda diketahui memiliki beberapa segmen bisnis di Tiongkok, seperti IT dan media, produksi aksesoris untuk program teknologi, dan juga manufaktur travel goods. Perusahaan tersebut berencana untuk mengembangkan dan membangun pabrik dan bersama-sama mempromosikan pembangunan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok.
Direktur Utama Grand Batang City Ngurah Wirawan menyampaikan, kehadiran Wanxinda membuktikan bahwa kawasan industri Batang memiliki keunggulan yang menarik minat investor. Hal ini, menurut dia, juga terbukti dari ludes terjualnya fase I seluas 450 Ha sudah habis terjual hanya dalam waktu kurang dari dua tahun.
“Saat ini 13 tenant telah mengisi lahan di fase I dan 6 diantaranya saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Dalam waktu singkat, kami juga berhasil membawa kawasan siap operasional pada awal tahun 2024," kata dia.