Saham Maja Agung Latexindo Dibuka Turun 2,9% saat Debut Perdana

Katadata/Nur Hana Putri Nabila
7/12/2023, 10.19 WIB

PT Maja Agung Latexindo Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/12). Emiten produsen sarung tangan latex ini melepas 1,26 miliar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah proses IPO.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, Maja Agung Latexindo menetapkan nilai nominal Rp 20 dengan rentang harga penawaran Rp 160 sampai dengan Rp 170 per saham. Dengan demikian, dana segar yang bisa diraih dalam aksi korporasi ini maksimal Rp 215,38 miliar.

Pada debut perdananya, saham SURI turun sebesar 2,94% ke level Rp 165 per lembar. Sedangkan pada pukul 09.05, saham SURI stagnan tercatat di level Rp 170 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 45,99 juta dengan nilai transaksinya Rp 7,84 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 2.773 kali. Adapun kapitalisasi pasar Maja Agung Latexindo tercatat senilai Rp 1,08 triliun.

Direktur Utama Maja Agung Latexindo Imelda Lin mengatakan, dengan melantainya perusahaan di BEI, Maja Agung Latexindo berharap dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat dan para stakeholders perusahaan. Selain itu melalui transparansi dan akuntabilitas, Maja Agung Latexindo percaya dapat memberikan produk sarung tangan dengan kualitas dan mutu yang lebih baik, lebih inovatif, dan kompetitif.

Sebagai emiten produsen sarung tangan berbahan baku lateks, tambah Imelda, perusahaan berkomitmen untuk membantu para masyarakat petani kecil. Dengan bekerja sama sebagai Shamrock Group, Maja Agung Latexindo telah memulai untuk membantu para masyarakat petani karet di Sumatera Selatan. Perusahaan bertindak sebagai offtaker atas hasil pertanian karet dan memberikan harga yang kompetitif bagi petani. 

Sustainability dalam hal ini telah menjadi perhatian besar bagi SURI dan Shamrock Group. Sebagai produsen penggunan hasil pertanian karet Maja Agung Latexindo berkomitmen petani karet berhak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. 

Direktur Pemasaran Agung Latexindo Engel Stefan menyebut, tahun ini perseroan membidik target pendapatan Rp 100 miliar. Sementara di tahun depan ia memproyeksikan ada pertumbuhan sekitar 30% secara penjualan.

Pendapatan mayoritas berasal dari pangsa ekspor seperti Amerika dan Amerika Latin. Perseroan juga akan memperbesar pangsa pasarnya ke Eropa.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan oleh Maja Agung Latexindo untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak 49,45%.

Rinciannya, sekitar 20,26% akan digunakan untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik, dan kantor yang berlokasi di Sumatera Utara. Kemudian, sebanyak 24,55% akan digunakan yaitu untuk penambahan dan memodifikasi kembali mesin produksi. 

Tak hanya itu, sekitar 3,11% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah dan 1,53% untuk pengembangan software penunjang operasional perseroan. Selain capex, perseroan juga menggunakan dananya untuk operational expenditure (opex) sebanyak 50,55% dengan rincian sekitar 9,61% untuk penambahan daya listrik di area pabrik. 

Tak hanya itu, sekitar 40,49% untuk modal kerja antara lain namun tidak terbatas pada biaya pemasaran dan pembelian persediaan bahan baku dan bahan penunjang guna mendukung kegiatan usaha. 

Usai IPO, perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2023.

Namun besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal hingga rencana investasi di masa yang akan datang.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila