Emiten yang bergerak di bidang farmasi, PT Phapros Tbk (PEHA) menegaskan akan terus berinovasi dan meluncurkan produk terbaru.  

Demi merealisasikan hal tersebut, Direktur Utama Phapros David Sidjabat menyampaikan bahwa Phapros memiliki beberapa strategi. Hal itu di antaranya pengembangan yang berfokus pada kelas terapi di kategori obat jual bebas atau over the counter (OTC), serta produk biologi berupa biomaterial.

Tak hanya itu, berbagai pengembangan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan mitra strategis seperti universitas dan lembaga penelitian baik di dalam maupun luar negeri.

David juga mengatakan produk biomaterial ini merupakan sebuah kebutuhan di masa depan. Saat ini, perusahaan telah memiliki produk material berupa Bonefill Ortho Cube.

Yakni alat kesehatan yang digunakan untuk mengisi ruang kosong atau celah pada tulang yang akan memfasilitasi penyembuhan atau regenerasi tulang dan biasanya terjadi pada kasus-kasus trauma.

Ia menegaskan, produk ini memiliki TKDN yang tinggi yakni lebih dari 60% merupakan hasil kerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo. 

“Untuk segmen obat jual bebas, Phapros berencana meluncurkan produk–produk baru dengan sediaan yang lebih inovatif untuk melengkapi portofolio produk backbone Phapros selain Antimo, serta rejuvenasi produk existing untuk optimalisasi performa dan memperpanjang produk life cycle,” ucap David dalam keterangan resminya, Rabu (27/12).

Sementara untuk roadmap produk farma ataupun biomaterial dalam lima tahun ke depan, Phapros memiliki produk inovatif end to end dari kelas terapi antibiotik, antidiabetes, antihipertensi ataupun produk untuk meningkatkan stamina pria yang telah lama ditunggu. Adapun sediaan-sediaan tersebut akan diformulasikan dalam bentuk innovative dosage form, baik extended releasemodified release, ataupun slow release

Sebelumnya, Phapros telah meluncurkan lebih dari enam produk baru sepanjang 2023, diantaranya seperti obat antituberkulosis, multivitamin, serta antioksidan. Tak hanya itu, Phapros juga telah melakukan ekspor ke beberapa negara di wilayah Asia Tenggara seperti Kamboja dan Filipina sepanjang 2023.

Ia menyebut Kamboja merupakan negara pertama tujuan ekspor pada 2014 lalu dan sampai saat ini negara tersebut masih menjadi pelanggan setia produk-produk Phapros. 

“Hal itu menandakan produk yang diproduksi memiliki kualitas yang teruji, tak hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri,” ujar David. 

David juga menambahkan total produk yang diekspor lebih dari 40 ribu box dalam sekali pengiriman. Bahkan, pada Bulan April dan September 2023 lalu Phapros juga mengekspor beberapa jenis obat berbeda ke Filipina.

Tak hanya menjangkau pasar Asia Tenggara, Phapros bersama anak usahanya PT Lucas Djaja Group juga telah menjangkau negara-negara di Timur Tengah hingga Amerika Latin. David mengatakan bahwa salah satu negara di Amerika Latin yang rutin menjadi tujuan ekspornya adalah Peru. 

“Phapros sudah rutin mengekspor obat anti TBC-nya ke Peru sejak 2019 karena disana belum ada perusahaan farmasi lokal yang memproduksi obat TBC. Padahal menurut World Health Organisation (WHO), prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika,” katanya.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila