PT Link Net Tbk (LINK) sedang mempertimbangkan untuk menjual saham di bisnis fibernya untuk membiayai ekspansi. Dari aksi korporasi itu, LINK akan mengumpulkan dana segar US$ 500 juta, setara Rp 7,81 triliun dengan kurs Rp 15.628 per dolar Amerika Serikat.
Seperti diberitakan Bloomberg, LINK belum memutuskan kesepakatan itu dan masih dalam pertimbangan. Bahkan Link Net bisa membatalkan keputusan untuk menjual saham di bisnis fibernya.
Seiring dengan hal ini, Axiata Group Berhad, sebagai pemegang saham pengendali LINK, dikabarkan masih mencari penasihat dalam rangka penjualan bisnis yang ditaksir dapat mengantongi setidaknya US$ 400 juta sampai US$ 500 juta ini.
Perwakilan Axiata menyebut Link Net memerlukan modal untuk mempercepat pembuatan seratnya atau 'fiber build'. Namun sumber itu tidak memberikan informasi detail rincian besarnya potensi penggalangan dana.
“Di antara banyak sumber modal, mengundang investor untuk bermitra dengan kami dalam peluang pertumbuhan ini adalah salah satu sumbernya,” dikutip dari sumber Bloomberg, Senin (22/1).
Untuk diketahui, pada Desember 2023 Link Net menyepakati alihkan bisnis fixed broadband-nya ke PT XL Axiata Tbk (EXCL). Fixed broadband merupakan layanan internet kabel yang berbasis jaringan fiber optik. Adapun, Link Net saat ini memiliki nilai pasar sekitar Rp 3,5 triliun.
Sebagai informasi, Axiata Group Berhad (Axiata) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah resmi mengakuisisi 66,03% saham PT Link Net Tbk (LINK) dengan nilai investasi mencapai Rp 8,72 triliun pada Rabu (22/6) tahun lalu.
Berdasarkan laporan resmi Axiata, perusahaan telekomunikasi asal Malaysia ini membeli saham Link Net dengan harga Rp 4.800 per saham dari dua pemilik saham sebelumnya yang merupakan entitas Grup Lippo, yakni Asia Link Dewa Pte. Ltd. dan PT First Media Tbk.
Dikutip dari laporan perusahaan, Link Net merupakan perusahaan penyedia layanan internet jaringan tetap via kabel yang didirikan pada 2000. Dalam perkembangannya, pada 2 Juni 2014, pemegang saham Link Net memutuskan untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).