PPRE Raup Kontrak Baru Rp 6,7 Triliun di 2023, Ini Rincian Proyeknya

www.bumn.go.id
Anak usaya PP, PT PP Presisi Tbk (PPRE), membukukan kontrak baru Rp 6,7 triliun sepanjang tahun 2023.
31/1/2024, 17.59 WIB

PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan kontrak baru Rp 6,7 triliun sampai dengan Desember 2023, meningkat 28,7% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan sebelumnya Rp 5,2 triliun. Seiring dengan hal itu perusahaan juga menargetkan perolehan kontak baru di 2024 senilai 15% sampai 20%.

Nilai kontrak baru ini didominasi oleh perseroan yang berkontribusi menyumbang nilai pemasaran Rp 4,9triliun atau 74% dari total nilai kontrak baru dan sisanya diperoleh dari entitas anak PPRE.

Sedangkan berdasarkan lini bisnis perseroan, kontrak baru didominasi oleh sektor jasa pertambangan sebesar 66% atau Rp 4,4triliun. Angka ini terjadi pertumbuhan sebesar 11% jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama yaitu 55% pada sektor jasa pertambangan.

"PPRE berhasil mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 923,2 miliar di penghujung tahun 2023," kata Direktur Utama PP Presisi I Gede Upeksa Negara.

Dalam catatan perseroan, kontrak baru tetap didominasi oleh proyek jasa pertambangan sebesar Rp 574,5 miliar. Selanjutnya konstruksi sipil sebesar Rp 163,4 miliar, lini bisnis supporting  Rp 28 miliar serta tambahan pekerjaan pada proyek civil work melalui anak usaha PT LMA sebesar Rp 157,1 miliar.

“Pencapaian kontrak baru PPRE tahun 2023 yang meningkat dengan peningkatan perolehan kontrak baru pada sektor jasa pertambangan, menunjukkan bahwa strategi perseroan untuk tetap fokus pada jasa pertambangan sudah tepat," sebutnya.

I Gede Upeksa Negara menyebut dengan potensi pasar di sektor tambang yang masih sangat besar kedepannya menjadikan semangat dan motivasi kami untuk terus meningkatkan nilai kontrak baru. Sehingga dapat menggenjot revenue untuk meningkatkan value added bagi seluruh pemangku kepentingan

“Kami menargetkan pertumbuhan perolehan kontrak baru tahun 2024 antara 15%–20% dan masih akan didominasi oleh sektor jasa pertambangan," ucap dia.

Selain itu, perseroan akan tetap bersinergi dengan PTPP sebagai induk perusahaan pada bisnis jasa konstruksi khususnya infrastruktur. Selain itu, perusahaan juga akan terus memperkuat kinerja keuangan melalui produk-produk unggul yang selalu mengedepankan kualitas dan keamanan berbasis manajemen risiko.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail