PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) membantah bahwa perusahaannya akan dijual oleh pengendali, yakni PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani. 

Direktur sekaligus Sekretaris Austindo Nusantara Jaya, Naga Waskita menyampaikan bahwa perusahaan tak mengetahui terkait ANJT dikabarkan mau dijual dengan valuasi hingga Rp 7,84 triliun.

“Sampai dengan saat ini, perseroan tidak mengetahui informasi yang diberitakan tersebut,” ungkap Naga dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/3). 

Naga menegaskan bahwa saat ini tidak ada informasi atau peristiwa penting lainnya yang dapat diumumkan oleh Austindo Nusantara Jaya. Jika perusahaan mengetahui informasi material yang berpotensi memengaruhi kelangsungan hidup dan harga saham ANJT, kata Naga, pihaknya akan segera melaporkannya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Sebelumnya, melansir dari pemberitaan Bloomberg pada Rabu (28/2), pengendali Austindo Nusantara Jaya yaitu PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani, berencana menjual emiten portofolio Lo Kheng Hong itu dengan nilai premium antara US$ 400–500 juta. 

Apabila menggunakan kurs Rp 15.673 per dolar AS, valuasi penjualan tersebut setara dengan Rp 6,27–7,84 triliun. Nilai ini mengindikasikan kenaikan sebesar 167%–234% dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar ANJT pada 28 Februari, yang mencapai Rp 2,35 triliun.

PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani memiliki masing-masing 40,9% saham ANJT dengan kepemilikan gabungan mereka mencapai 81,8% saham. Meskipun demikian, perwakilan ANJT menyatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tidak memiliki pengetahuan dan belum menerima informasi terkait rencana penjualan tersebut.

Menanggapi kabar itu, Analis Stockbit Sekuritas, Michael Owen Kohana menyebut divestasi itu akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga saham ANJT. Sebab pengendali berencana melakukan divestasi dengan valuasi yang lebih premium dibandingkan harga di pasar reguler saat ini. 

Secara valuasi, price to earning ratio ANJT mencapai 103,71 kali, yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan sejenisnya. Sebut saja PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) di 12,95 kali, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 12,3 kali, dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) 6,62 kali. 

Kemudian, jika menilik dari segi valuasi enterprise value per hektare, ANJT menunjukkan nilai sekitar Rp 91,95 juta, yang tergolong lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti SSMS Rp 220,3 juta dan DSNG Rp 125,6 juta, terutama ketika mempertimbangkan rata-rata umur pohon kelapa sawit yang prima. 

Michael juga mengatakan apabila transaksi tersebut berhasil, ANJT akan beralih ke tangan pengendali baru. Namun, pengendali baru diwajibkan untuk melakukan tender offer kepada pemegang saham yang tersisa, termasuk masyarakat.

Menilik perdagangan sahamnya, pada Senin (4/3) saham ANJT terpantau turun 1,37% atau 10 poin ke Rp 720 per lembar pada pukul 10.57 WIB. Dalam sepekan saham ANJT menguat 2,13% dan setahun minus 6,49%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila