Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI yang berlangsung Senin (4/3) menyepakati untuk mendistribusikan dividen sebesar Rp 10,45 triliun.
Jumlah ini setara dengan dividen per saham sebesar Rp 280,49 dengan rasio pembayaran dividen mencapai sekitar 50% dari laba tahun 2023. Keputusan tersebut menunjukkan adanya peningkatan dividen sebesar 42,76% dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan pada Maret 2023 yang mencapai Rp 7,32 triliun. Adapun sebanyak Rp 6,27 triliun akan mengalir ke kas negara.
“Kenaikan dividen tersebut seiring perusahaan yang membukukan laba senilai Rp 20,9 triliun pada 2023,” ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar saat paparan RUPST.
BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20,90 triliun sepanjang 2023. Rekor laba itu naik 14,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,31 triliun pada 2022.
Pendapatan bunga bank pelat merah ini mencapai Rp 61,47 triliun pada 2023, tumbuh sekitar 12,46% sebesar Rp 54,65 triliun pada 2022. Namun, pendapatan bunga bersihnya sebesar Rp41,27 triliun, turun tipis 0,10% sebesar Rp 41,32 triliun pada 2022.
Komponen pendorong pendapatan tersebut terbesar berasal dari provisi dan komisi lainnya, yakni Rp 10,12 triliun pada 2023. Ada juga hasil pendapatan premi dan hasil investasi sebesar Rp 6,85 triliun pada tahun yang sama.
Dari segi operasional, kredit yang disalurkan emiten berkode BBNI ini tumbuh 7,6% pada 2023. Capaian ini sejalan dengan panduan manajemen di kisaran 7%-9%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) meningkat 5,4% menjadi Rp 811 triliun.
Menilik perdagangan sahamnya, saham BBNI pada penutupan awal pekan ini terpantau turun 0,42% ke Rp 5.875 per lembar. Dalam sepekan ini saham BBNI melemah 0,42% dan dalam setahun ini sudah melonjak 34,29%.
Saham BBNI hari ini ada di rentang perdagangan 5.800-5.925 per lembar. Nilai transaksi yang tercatat Rp 207,8 miliar sebanyak 9.169 kali transaksi dan kapitalisasi pasar senilai Rp 219,1 triliun.