Emiten pengembang lahan industri Grup Sinar Mas, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,20 triliun pada 2023. Perolehan laba bersih tersebut turun 1% dari pencapaian tahun 2022 sebesar Rp 1,21 triliun.
Akibatnya, laba per saham dasarnya turun ke posisi Rp 25,1 per lembar pada akhir 2023, sedangkan pada akhir tahun 2022 mencapai Rp 25,26 per lembar. Di samping itu, pendapatan usaha emiten lahan industri Grup Sinar Mas itu juga turun 1% menjadi sekitar Rp 1,92 triliun sepanjang 2023 dari sebelumnya senilai Rp 1,93 triliun pada 2022.
Direktur dan Sekretaris Puradelta Lestari, Tondy Suwanto mengatakan pada tahun 2023, sektor industri menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan usaha perseroan. Secara rinci, sektor industri berkontribusi sekitar Rp 1,65 triliun atau sekitar 85,63% dari total pendapatan usaha tahun tersebut.
"Pendapatan usaha sektor industri diperoleh dari penjualan lahan kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) di Kota Deltamas,” kata Tondy dalam keterangan resmi, Kamis (7/3).
Di samping itu, segmen hunian menyumbang sekitar Rp 203 miliar atau sekitar 10,56% dari pendapatan usaha, segmen komersial berkontribusi sebesar Rp45 miliar atau sekitar 2,35%. Kemudian rental dan hotel masing-masing berkontribusi sebesar Rp 14 miliar dan Rp 13,9 miliar terhadap pendapatan usaha tahun 2023.
“Ada beberapa jenis segmen industri yang telah tercatat pada pendapatan usaha tahun 2023. Selain segmen terkait otomotif, ada pula segmen FMCG dan segmen data center,” tambahnya.
Dari sisi fundamental, per 31 Desember 2023, total aset perseroan mencapai Rp 6,72 triliun, mengalami kenaikan 1,44% sekitar Rp 95 miliar dibandingkan dengan total aset pada akhir tahun 2022, yang sebesar Rp 6,62 triliun. Posisi kas bersih perseroan pada akhir tahun 2023 mencapai Rp 1,03 triliun, naik sebesar Rp 264 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 763 miliar.
Selama tahun 2023, perseroan juga menyalurkan dividen tunai kepada pemegang sahamnya sejumlah Rp 1,06 triliun. Liabilitas Perseroan pada akhir tahun 2023 mencapai Rp 838 miliar, mengalami penurunan 6,75% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada akhir tahun 2022 yang sebesar Rp899 miliar.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan liabilitas kontrak jangka pendek Perseroan, sekitar Rp 263 miliar dari Rp 363 miliar per 31 Desember 2022 menjadi Rp 99 miliar per 31 Desember 2023. Saat ini, perseroan tidak memiliki utang.