Laba Emiten TP Rachmat Autopedia Tumbuh 8 Kali Lipat di 2023

Dokumentasi perseroan
Penulis: Lona Olavia
28/3/2024, 14.41 WIB

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) mencatatkan peningkatan perolehan laba bersih tahun berjalan hingga 8,1 kali lipat di tahun 2023 yaitu sebesar Rp 26,7 miliar. Pada tahun 2022, laba bersih emiten perdagangan otomotif omnichannel penjualan retail mobil bekas (Caroline.id) dan bisnis lelang (JBA) milik konglomerat TP Rachmat itu tercatat Rp 3,3 miliar.

Perolehan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan perseroan yang mencapai sebesar Rp 682,4 miliar, meningkat 42,2% secara tahunan dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 479,9 miliar. 

“Kinerja yang positif ini adalah hasil dari ekspansi terukur perseroan, antara lain dengan membuka showroom baru Caroline.id. Kenaikan pendapatan juga didukung oleh peningkatan kinerja bisnis lelang,” kata Presiden Direktur PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, Jany Candra dalam keterangan resmi, Kamis (28/3).

Ke depannya, usaha gadai baru dirintis perseroan diharapkannya bisa menjadi tambahan pendorong pertumbuhan pendapatan perseroan yang baru.

Penjualan ritel kendaraan bekas dari Caroline.id masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan, mencapai 70,2% dari total pendapatan. Penjualan ritel melalui Caroline.id pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp 479,3 miliar, meningkat 41,2% dari Rp 339,4 miliar pada tahun 2022.

Peningkatan daya beli masyarakat seiring peningkatan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi telah mendorong pertumbuhan penjualan kendaran bekas melalui lelang. Oleh karenanya, kinerja bisnis lelang melalui JBA pada tahun 2023 cukup impresif.

Di mana perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan hingga 44,4%  secara tahunan. Total pendapatan bisnis lelang, dari fee lelang dan fee admin, di tahun 2023 tercatat Rp 202,8 miliar, dari Rp 140,5 miliar.

Adapun usaha baru di bidang pegadaian yang mulai beroperasi pada pertengahan tahun lalu juga telah menunjukkan kinerja yang positif, dengan menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 263,2 juta.   

“Kami melihat kinerja perseroan semakin prospektif di tahun 2024 ini. Lesunya penjualan mobil baru di bulan Januari dan Februari, ternyata justru membuat banyak orang beralih ke pasar mobil bekas,” ucap Jany.