PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara resmi akan menutup operasional Gojek di Vietnam pada 16 September 2024. Keputusan ini diambil untuk memperkuat fokus perusahaan pada pasar dengan potensi pertumbuhan yang lebih signifikan.
Misalnya fokus pada menguatan bisnis pada layanan gojek di pasar Indonesia dan Singapura. Menanggapi hal tersebut Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah menjelaskan, pilihan strategis ini bakal berdampak signifikan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di ceruk pasar yang jauh lebih besar.
"Memenangkan kompetisi di dalam negeri saya kira jauh lebih penting, jauh lebih strategis dan layak diperjuangkan. Banyak korporasi global berlomba lomba masuk ke Indonesia karena mereka melihat negeri ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan di masa depan,” kata Piter dalam keterangan resmi, Kamis (5/9).
Berdasarkan hasil risetnya, saat ini Vietnam memiliki delapan pemain utama di segmen ride hailing yaitu Grab, Gojek, VATO, FASTGO, Xanh SM, Be (Be Group) XELO dan ABER. Mayoritas di merupakan perusahaan lokal.
Di antara kedelapan pemain tersebut, Grab menjadi yang pertama hadir di Vietnam yaitu pada Februari 2014, atau 4 tahun lebih awal dibandingkan dengan Gojek maupun pemain lainnya.
Selain aspek tersebut, perilaku konsumen juga menjadi pertimbangan. Salah satu tolak ukur perilaku konsumen itu adalah faktor pembentuk loyalitas dan respon pelanggan terhadap tawaran promosi atau subsidi.
Vietnam dan Indonesia memiliki karakter konsumen relatif mirip, yakni sama-sama loyal terhadap aplikasi atau platform yang royal memberi diskon dan subsidi. Bedanya, pasar Indonesia di bisnis on demand service ride haling, dua kali lipat lebih besar dari Vietnam.
Faktor perilaku konsumen inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Gojek tetap mempertahankan pasar Singapura bahkan terus dikembangkan. Di negeri tetangga itu, loyalitas pelanggan lebih dipengaruhi oleh kualitas layanan.
"Jadi, meski nilai pasarnya [Singapura] relatif lebih kecil, bagi Gojek, pasar Singapura dianggap lebih menguntungkan karena faktor perilaku konsumennya yang tidak terlalu mengejar promosi dan subsidi," kata dia.
Pasar yang Kompetitif
Adapun berdasarkan catatan, Gojek memulai ekspansi di Vietnam pada 2018 dengan nama Go-Viet kemudian diselaraskan menjadi Gojek pada Agustus 2020. Selama 6 tahun beroperasi di negeri Paman Ho, bisnis Gojek bertumbuh dengan sumbangan GTV 2% terhadap total GTV Gojek dan 0,5% terhadap GTV GOTO.
Grup GoTo di kuartal kedua 2024, mengalami pertumbuhan GTV dan jumlah pesanan yang diselesaikan bisnis Gojek, masing-masing mencapai 18% dan 24%, yang merupakan pencapaian tertinggi bisnis on-demand services GoTo.
Sementara itu, Singapura merupakan pasar yang terus bertumbuh dan terus menjadi area fokus utama perusahaan. Layanan on demand GoTo di Singapura memiliki nilai pemesanan rata-rata yang relatif tinggi. Pangsa pasar bisnis ODS meningkat 3 poin persentase di kuartal II 2024.
Menanggapi hal tersebut Piter menjelaskan, keputusan GOTO untuk hengkang dan mempertahankan pasar di Indonesia dan Singapura sudah tepat.
"Pasar Vietnam memang cukup menarik untuk dikembangkan karena konsisten tumbuh positif. Tapi kue yang diperebutkan, baik untuk saat ini ataupun di masa mendatang, jauh lebih kecil dibandingkan potensi pasar Indonesia. Selain itu, untuk mengembangkan bisnis di Vietnam, butuh lebih banyak bakar uang untuk promo dan subsidi pelanggan karena pasarnya sudah terfragmentasi," tandasnya.