Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan untuk membatalkan proyek Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta. Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa proyek ini dianggap tidak diperlukan.
“Makanya Terminal 4 kita putuskan dibatalkan,” kata Erick saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
Tidak hanya itu, Erick menegaskan pembatalan proyek Terminal 4 bukan berarti peningkatan kapasitas penumpang akan diabaikan. Ia menyebut terminal bandara yang ada saat ini masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan penumpang.
“Ternyata dengan biaya hanya Rp 1 triliun, bukan Rp 14 triliun, terminal 1, 2, 3 kami bisa maksimalkan dengan memperbaiki daripada jalur juga space-space atau ruang-ruangan yang tadinya mungkin bisa dimaksimalkan, itu kami coba lakukan,” ucapnya.
Kemudian Erick juga menyebut langkah serupa juga diterapkan di Bali, di mana telah dilakukan renovasi untuk meningkatkan kapasitas bandara.
Proyek yang sebelumnya dikerjakan oleh Dony Oskaria yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama Holding BUMN Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) itu kini berhasil meningkatkan kapasitas dari sekitar 23-25 juta menjadi 32 juta penumpang.
Erick menambahkan, pihaknya akan memastikan bahwa setiap proyek infrastruktur yang dikerjakan dilakukan secara efisien untuk mencegah peluang terjadinya tindak pidana korupsi. Dengan efisiensi tersebut, ia berharap semua proyek BUMN dapat terukur dengan baik.
“Jangan BUMN hanya mikirin projek-projek, tapi akhirnya nanti ada kasus-kasus korupsi, itu yang kita coba tangani selama lima tahun terakhir ini,” pungkasnya.
Angkasa Pura II Gelar Tender Desain Terminal 4
Sebelumnya pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta saat ini tengah memasuki tahap tender desain. PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan pemenang desain terminal baru ini bisa diumumkan pada Agustus 2019.
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin menjelaskan pemenang tender nantinya akan mengikuti proses perencanaan pembangunan dan akan bekerja selama 18 bulan. Namun, karena letak terminal 4 yang berada kawasan kargo, maka AP II terlebih dahulu akan membangun pengganti kawasan kargo tersebut.
"Lokasi Terminal 4 ini kan adanya di kargo dan lapangan golf. Jadi sedang kami buat untuk kargo dulu," ujarnya, saat ditemui di Jakarta, lima tahun lalu.
PT AirAsia Indonesia Tbk menyatakan telah mengajukan minat untuk membangun Terminal 4. Minat ini secara resmi telah diajukan kepada PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara internasional tersebut.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Terminal 4 khusus untuk penerbangan pesawat berbiaya murah atau low cost carrier (LCC).
"Kami sangat tertarik, makanya kami mengajukan pernyataan minat untuk pembangunan terminal 4," ujarnya di Jakarta, pada beberapa waktu lalu.