Jadi Penasihat Prabowo, Komisaris Utama Bayan Resources Mengundurkan Diri

Instagram @purnomoyusgiantorocenter
Penasihat Bidang Energi Presiden Prabowo Subianto dan juga mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro.
6/11/2024, 09.53 WIB

Purnomo Yusgiantoro mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Emiten pertambangan dan kontraktor batu bara ini milik konglomerat Low Tuck Kwong.

Direktur Utama Bayan Resources Low Tuck Kwong mengatakan perusahaan telah menerima surat pengunduran diri Purnomo Yusgiantoro pada 1 November. BYAN akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS terkait hal ini.

“Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau POJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang direksi dan dewan komisaris emiten atau perusahaan publik,” tulis Low Tuck Kwong dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia atau BEI, Selasa (5/11). 

Profil Purnomo Yusgiantoro, Mantan Menteri ESDM yang Jadi Penasihat Prabowo

Purnomo Yusgiantoro merupakan salah satu tokoh yang dilantik Presiden Prabowo Subianto melantik penasihat, utusan, hingga staf khusus kemarin, Selasa (23/10). Ia dilantik  menjadi Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi. 

Purnomo merupakan pria kelahiran Semarang, 16 Juni 1951. Ia meraih gelar sarjana strata satu Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung atau ITB pada 1974.

Dilansir dari situs alumni ITB, Purnomo meraih master bidang pertambangan di Colorado School of Mines, Amerika Serikat pada 1986 dan bidang ekonomi dari University of Colorado, AS pada 1988. 

Purnomo juga meraih gelar doktor bidang ekonomi mineral/sumber daya alam dari Colorado School of Mines pada 1988.

Pria berusia 73 tahun itu mengawali karier sebagai dosen di Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti pada 1974. Selain menjadi dosen, ia menjalani pekerjaan sebagai konsultan sumber daya alam. 

Purnomo sempat menjabat sebagai Ketua II Bidang Pemasaran Dalam dan Luar Negeri, lalu menjadi Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina atau DKPP periode 1993-1998. Setelah itu, ia menjabat Gubernur Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi alias OPEC pada 1996-1998.

Pada 2001, ia mendapat amanat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM di masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Jabatannya ini berlanjut hingga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Purnomo menjadi Menteri ESDM selama hampir 10 tahun. 

Setelah itu, ia menjadi Menteri Pertahanan pada 22 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014, pada periode kedua pemerintahan SBY.  Sebelum dilantik Prabowo, Purnomo menjabat sebagai Dewan Pembina Purnomo Yusgiantoro Center, organisasi nirlaba yang berfokus pada penelitian independen dan mendalam. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila